WiFi juga merampungkan penerbitan obligasi Rp2,5 triliun dan rights issue Rp5,9 triliun pada Juni–Juli 2025, yang keduanya mencatat oversubscribe.
Selain itu, WiFi menerima investasi strategis Rp4 triliun dari NTT East Jepang, terdiri atas Rp1 triliun tunai dan Rp3 triliun non-tunai. Dukungan non-tunai itu berupa pembangunan joint training center, pengembangan SDM, serta adopsi standar teknologi FTTH dari Jepang ke Indonesia.
Hingga pertengahan 2025, WiFi sudah membangun jaringan di 400 dari 592 stasiun kereta api, dengan dukungan lebih dari 400 kontraktor lokal. Setiap kontraktor berkomitmen membangun 1.000–2.000 homepass per bulan.
“Kami yakin target akhir tahun akan tercapai. Model kerja sama dengan kontraktor lokal membuat pembangunan lebih cepat dan efisien,” tambah Yune.
(ell)
































