Logo Bloomberg Technoz

Konsumsi rumah tangga direvisi naik menjadi 0,4% dari sebelumnya 0,2%. Namun, belanja bisnis direvisi turun menjadi 0,6% dari 1,3%. Kontribusi ekspor bersih tidak berubah, tetap menambah 0,3 poin persentase pada pertumbuhan, sementara kontribusi persediaan direvisi menjadi nol dari sebelumnya minus 0,3 poin.

Pertumbuhan berkelanjutan ini menunjukkan ketahanan dunia usaha meski kekurangan tenaga kerja mendorong biaya upah, inflasi menekan konsumsi, dan tarif Presiden Donald Trump mengganggu ekspor ke AS.

“Revisi PDB Jepang yang lebih kuat dari perkiraan ini kemungkinan akan dianggap Bank Sentral Jepang (BOJ) sebagai tanda bahwa siklus upah-harga tetap terjaga meski ada tekanan eksternal. Ini mendukung pandangan kami bahwa BOJ akan menaikkan suku bunga pada Oktober,” kata Taro Kimura, ekonom Bloomberg Economics.

Dengan pengunduran diri Ishiba, Partai Demokrat Liberal (LDP) akan menggelar pemilihan ketua baru. Salah satu fokus kampanye adalah janji untuk membantu rumah tangga menghadapi inflasi, yang menjadi faktor utama kekalahan politik Ishiba.

Karena LDP tidak memiliki mayoritas di kedua kamar parlemen, siapa pun pemimpin baru nanti perlu bekerja sama dengan partai oposisi. Beberapa partai oposisi sudah menyerukan pemotongan pajak guna mendorong belanja, sebuah usulan yang dikhawatirkan investor obligasi mengingat besarnya utang publik Jepang.

Bank sentral tetap pada sikapnya untuk menaikkan suku bunga bila proyeksi pertumbuhan dan inflasi tercapai. Wakil Gubernur BOJ Ryozo Himino menegaskan pandangan itu pekan lalu, meski enggan memberi sinyal kapan langkah berikutnya. Sebagian besar ekonom memperkirakan kebijakan tetap ditahan pada pertemuan 19 September mendatang.

BOJ sebelumnya menyambut baik kesepakatan dagang AS-Jepang pada 22 Juli, yang dianggap mengurangi ketidakpastian ekonomi. Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melaksanakan kesepakatan tersebut, yang memangkas tarif impor mobil Jepang ke AS menjadi 15% dan menghapus tumpukan tarif tambahan.

Namun, ekspor Jepang anjlok selama tiga bulan hingga Juli, mencatat penurunan terdalam dalam lebih dari empat tahun. Ekspor ke AS turun 10,1% dibanding setahun lalu, dengan pengiriman mobil dan suku cadang masing-masing jatuh 28,4% dan 17,4%.

“Dampak tarif Trump sejauh ini masih terbatas,” kata Minami. “Namun ke depan, saya yakin efek negatifnya akan semakin terasa.”

Data pemerintah menunjukkan produsen mobil Jepang memangkas harga demi mempertahankan volume ekspor ke AS, mengorbankan margin keuntungan. Industri manufaktur mencatat penurunan laba pretax 11,5% pada April-Juni, dengan produsen peralatan transportasi anjlok hingga 29,7%. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan perusahaan untuk terus menaikkan upah.

Meski begitu, pada Juli upah nominal naik tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, sementara upah riil yang disesuaikan inflasi juga meningkat tipis. Belanja rumah tangga pun naik untuk bulan ketiga berturut-turut. BOJ berharap tren kenaikan upah yang melampaui inflasi bisa mendorong konsumsi dan menciptakan kenaikan harga berbasis permintaan, sehingga Jepang bisa benar-benar keluar dari deflasi.

(bbn)

No more pages