Logo Bloomberg Technoz

“Kami bertujuan untuk menawarkan sushi otentik berkualitas Jepang dengan harga yang terjangkau.”

Perusahaan, yang juga mengelola jaringan sushi dan pub izakaya lainnya, bertaruh pada pertumbuhan luar negeri yang berkelanjutan untuk menjadi penyangga terhadap harga beras dalam negeri yang bergejolak, yang hampir dua kali lipatdibandingkan tahun lalu. 

Food & Life mengatakan pihaknya menargetkan untuk meningkatkan jumlah restoran di luar Jepang hingga sebanyak 320 gerai pada 2026, naik dari 182 gerai tahun lalu. Sebagian besar toko baru akan berada di Asia, dengan rencana pembukaan gerai Sushiro pertama di AS.

Lonjakan inflasi beras menekan rumah tangga Jepang dan mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan pengalihan lebih banyak biaya kepada pelanggan. Yamamoto mengatakan Food & Life akan mencoba mengelola biaya yang lebih tinggi tersebut secara internal “dalam batas tertentu” pada tahun keuangan berikutnya.

“Harga beras tentu saja memengaruhi segalanya, jadi itu salah satu kekhawatiran kami,” ujarnya. 

“Pendekatan kami yang lebih luas adalah menyerap tekanan biaya melalui pertumbuhan bisnis internasional seiring meningkatnya rasio keuntungan."

Strategi tersebut sudah mulai membuahkan hasil. Operasi luar negeri menghasilkan hampir setengah dari laba operasidalam sembilan bulan yang berakhir Juni, meskipun hanya menyumbang 30% dari pendapatan.

Food & Life menaikkan proyeksi laba tahun penuhnya pada Agustus setelah melaporkan lonjakan laba operasi sebesar 68% selama periode sembilan bulan tersebut. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk menahan diri dari kenaikan harga menyeluruh di restoran Jepang-nya guna mengimbangi biaya beras yang lebih tinggi.

Pasar luar negeri diperkirakan akan menyumbang 35% dari pendapatan pada tahun fiskal 2026, dan pariwisata menambah momentum lebih lanjut, karena para pengunjung mencoba sushi terjangkau di Jepang dan kemudian memicu permintaan di negara asal mereka, menurut Yamamoto.

Para investor telah mendorong kenaikan saham Food & Life sebesar 155% tahun ini, menjadikan perusahaan tersebut sebagai saham konsumen dengan kinerja terbaik sejauh ini di 2025 pada indeks acuan Topix Tokyo.

Fifth-best performing stock on Japan's Topix index. (Sumber: Bloomberg)

Menarik Pelanggan

Di dalam negeri, Sushiro juga berupaya menjaga kunjungan restoran tetap stabil meskipun inflasi meningkat dan tekanan biaya hidup menghantam anggaran rumah tangga. 

Jaringan ini mendorong pelanggan untuk memilih menu dengan margin keuntungan lebih tinggi seperti gorengan dan hidangan penutup, sekaligus menaikkan harga secara selektif pada hidangan tertentu alih-alih menerapkan kenaikan harga menyeluruh seperti yang dilakukan pesaingnya.

Harga bahan makanan di toko kelontong di Jepang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan biaya makan di luar, membuat santapan di Sushiro terlihat lebih hemat bagi konsumen, kata analis Mizuho Securities Co., Hideya Asaeda. Jaringan ini juga menikmati margin tinggi di China, tambahnya.

“Kemampuannya untuk secara fleksibel menetapkan harga berdasarkan biaya bahan baku merupakan perkembangan yang signifikan,” ujar Asaeda, yang juga memperingatkan bahwa reli saham Food & Life mungkin sudah berlebihan.

Rantai sushi Jepang lainnya tidak seberhasil itu dalam memanfaatkan pertumbuhan di luar negeri untuk menutupi kelemahan di dalam negeri.

Saingan Kura Sushi Inc. mengalami penurunan laba di Asia sebesar 64% dalam enam bulan yang berakhir pada April, dan jaringan itu mengumumkan pada Juni bahwa mereka akan menutup tiga gerainya di China. 

Bisnis Kura di AS melaporkan kerugian dalam laporan laba terbaru, tetapi penjualannya naik dari tahun ke tahun pada kuartal fiskal ketiga, dengan tiga restoran baru dibuka dalam periode tersebut.

Food & Life berada di jalur untuk mencatatkan laba tertinggi dalam tahun fiskal berjalan. Pendapatannya pada periode ini diproyeksikan tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan pasar makanan cepat saji Jepang secara keseluruhan — mencakup sushi, burger, ramen, dan mangkuk daging sapi — yang menurut perusahaan riset Fuji Keizai Group diperkirakan akan berkembang 5,2% tahun ini menjadi ¥4,4 triliun.

Untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, Sushiro telah meningkatkan restorannya dengan layar sentuh interaktif dan jalur pengiriman makanan otomatis. Penjualan domestik naik 12% menjadi ¥196 miliar (US$1,3 miliar) dalam sembilan bulan hingga Juni, didukung oleh promosi pada menu premium seperti tuna berlemak, yang dikenal sebagai otoro.

“Keunggulan kompetitif tidak bisa dicapai hanya dengan bersaing pada harga,” kata CEO Yamamoto.

(bbn)

No more pages