Dalam kesempatan yang sama, Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto mengungkapkan hasil pemantauan Bapanas menunjukkan bahwa beras SPHP masih belum tersedia di sebagian besar pasar tradisional, ritel modern, kios pangan, RPK, dan kooperasi desa/kelurahan merah putih yang dipantau.
“Hal ini mengindikasikan, penyaluran beras SPHP masih belum optimal,” ungkapnya.
Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Rini Andrida menyampaikan realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 70.519 ton atau setara dengan 5,35% dari target penyaluran SPHP Juli—Desember 2025 sebanyak 1,31 juta ton. Dengan demikian, masih ada 1,24 juta ton beras SPHP yang harus segera disalurkan Bulog hingga akhir 2025.
“Ini terus kami upayakan untuk optimalisasinya karena di beberapa daerah serapan ini juga bervariasi dengan berbagai saluran pemasarannya, saluran penjualannya,” ujarnya.
Rini menambahkan sebanyak tujuh saluran yang menjadi media penyaluran SPHP, di antaranya pasar rakyat, pengecer di pasar rakyat, Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama pemerintah daerah (Pemda), GPM bersama kementerian/lembaga, BUMN, serta RPK dan ritel modern.
Di sisi lain, Perum Bulog mencatat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai telah mencapai 3,91 juta ton hingga 24 Agustus 2025. Selain stok CBP, stok komersial mencapai sebanyak 8.950 ton. Dengan begitu, total stok beras Bulog tembus 3,92 juta ton.
Rini mengatakan stok yang dikuasai Bulog saat ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan siap untuk didistribusikan.
“Saat ini stok yang dimiliki Perum Bulog sudah mencapai 3,9 juta ton [CBP]. Nah, stok ini terus bergerak karena digunakan untuk kegiatan bantuan pangan dan SPHP,” imbuhnya.
Rini mengungkapkan stok beras yang mencapai 3,9 juta ton itu untuk mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Perum Bulog.
“Terkait dengan posisi stok ini, posisinya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah kepada Perum Bulog,” katanya.
(ain)
































