Sejak akhir Mei, India melaporkan 1.109 korban jiwa, sementara Pakistan mencatat 759 kematian sejak 26 Juni, berdasarkan data resmi dari kedua negara. Banyak korban tewas akibat tenggelam, sementara lainnya tertimpa longsor atau rumah yang ambruk. Di India saja, data menunjukkan 484 orang meninggal karena tenggelam dan 116 akibat banjir. Lebih dari 50.000 rumah rusak, berdampak pada ratusan ribu warga.
Kelemahan perencanaan kota turut memperburuk krisis, dengan pemerintah daerah yang setiap tahun kesulitan mengatasinya. Pembangunan tanpa regulasi, buruknya pemeliharaan sistem drainase, serta meningkatnya populasi membuat banyak kota dan daerah rawan banjir bahkan saat hujan tidak terlalu ekstrem, menyingkap minimnya kesiapan otoritas setempat.
Dalam lima hari terakhir hingga Rabu, stasiun cuaca Santacruz di Mumbai mencatat curah hujan 875 milimeter, jauh lebih tinggi dibandingkan 382 milimeter sepanjang Agustus tahun lalu, menurut data IMD.
Letak Mumbai di pesisir menjadikannya sangat rentan. Bencana sebelumnya, seperti banjir besar pada 2005 yang menewaskan lebih dari 400 orang, menunjukkan betapa cepat jalan, bisnis, dan permukiman di kota ini lumpuh ketika curah hujan ekstrem melampaui kapasitas sistem drainase.
(bbn)
































