Logo Bloomberg Technoz

SQM mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan global sekitar 17% tahun ini.

Volume penjualan SQM kemungkinan akan tumbuh setidaknya 10% pada kuartal III-2025 dibandingkan dengan periode April—Juni, sementara kenaikan harga di China telah meningkat pesat dalam beberapa pekan terakhir akibat pemangkasan produksi, ujar Felipe Smith, wakil presiden komersial senior litium, kepada para analis pada Rabu (20/8/2025).

“Kami perkirakan dengan pemulihan harga baru-baru ini di China, harga jual kami pada kuartal ketiga akan lebih tinggi daripada kuartal kedua,” ujarnya.

Saham perusahaan turun 2,5% pada pukul 14.45 di New York. Harga saham melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari setahun di awal bulan ini, bergabung dengan reli produsen litium global setelah sebuah tambang besar menghentikan produksi di China.

Operasional yang dijalankan oleh raksasa baterai Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) akan ditutup setidaknya selama tiga bulan.

SQM yang berbasis di Santiago, sebelumnya dikenal sebagai Soc. Quimica & Minera de Chile SA, meningkatkan proyeksi penjualan untuk divisi internasionalnya menjadi sekitar 20.000 ton setara litium karbonat. Perusahaan tidak memberikan angka volume untuk mengklarifikasi kenaikan 10% untuk divisi Cile-nya.

SQM menambahkan bahwa perusahaan patungan kilang Kwinana di Australia mencapai produksi komersial pertamanya pada Juli. Fasilitas tersebut diperkirakan akan mencapai kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton litium hidroksida pada akhir 2026, dengan setengahnya akan diatribusikan kepada SQM, ungkapnya.

Harga litium telah merosot di bawah tekanan kelebihan pasokan setelah tambang baru mulai beroperasi dan pertumbuhan permintaan melambat.

Pendekatan SQM yang mengutamakan volume daripada nilai telah bertolak belakang dengan pemangkasan produksi yang dilakukan oleh beberapa produsen berbiaya tinggi.

Perusahaan telah menganggarkan belanja modal sebesar US$750 juta tahun ini seiring dengan peningkatan kapasitas tahunan di Cile menjadi 240.000 ton litium karbonat pada 2026 dan 100.000 ton hidroksida pada akhir 2025.

Total pendapatan perusahaan turun 19% pada kuartal II-2025 menjadi sekitar US$1 miliar karena harga litium spot mengalami periode terburuknya dalam beberapa tahun terakhir. Volume penjualan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2025. 

“Beberapa kontrak yang kami miliki mencapai batas bawah yang ditetapkan dalam kontrak tersebut, sehingga memengaruhi volume yang disepakati,” ujar CEO Ricardo Ramos dalam pernyataan tersebut. 

(bbn)

No more pages