SSMS Perkuat Bisnis Hilir Sawit di Tengah Volatilitas Global

Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri kelapa sawit Indonesia pada 2025 diproyeksikan menghadapi tantangan produktivitas dan peluang pasar yang besar. Meski luas lahan perkebunan terus berkembang, pertumbuhan produksi tidak sebanding karena rendahnya produktivitas tanaman yang belum diremajakan. Pemerintah diharapkan mempercepat peremajaan sawit rakyat serta program hilirisasi guna meningkatkan daya saing.
Untuk mendukung hal tersebut, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memperluas bisnis hulu dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, sekaligus memperkuat unit bisnis hilir melalui restrukturisasi strategis. Langkah ini bertujuan mengokohkan posisi sebagai pemain perkebunan terintegrasi di Indonesia serta mendukung program hilirisasi pemerintah.
Sepanjang 2024, harga minyak sawit mentah (CPO) mengalami fluktuasi namun menunjukkan tren penguatan hingga Desember, yakni rata-ratanya US$ 886 per metrik ton menjauhi ambang batas US$ 680 per metrik ton. Kenaikan harga dipicu permintaan dari India, Eropa, dan Amerika Utara yang tidak diimbangi produksi global, penurunan produksi, kebijakan larangan ekspor sementara dari sejumlah negara produsen, serta pelemahan ringgit Malaysia.
SSMS menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran di industri sawit nasional dengan strategi utama berupa peningkatan produksi, efisiensi operasional tanpa mengurangi pemeliharaan tanaman, serta pengembangan produk turunan. Perseroan juga memperkuat integrasi hulu-hilir dalam satu kawasan strategis untuk mengoptimalkan rantai pasok, efisiensi logistik, dan pengelolaan biaya operasional.
Direktur Utama SSMS Jap Hartono menyatakan, keunggulan integrasi tersebut berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan ketahanan operasional. “Dengan pendekatan bisnis yang agile dan adaptif, Perseroan berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang stabil serta pertumbuhan pendapatan yang konsisten,” ujarnya.































