Logo Bloomberg Technoz

Untuk transisinya, mereka menggunakan sistem baling-baling variable pitch propellers atau jenis baling-baling yang bisa berputar pada sudut berbeda untuk menyesuaikan dengan dua lingkungan yang berbeda.

"Pengembangan drone ini menandai langkah maju yang besar dalam robotika, menunjukkan satu kendaraan dapat beroperasi secara efektif di udara dan air berkat penggunaan baling-baling variable pitch propellers," kata para mahasiswa tersebut kepada Live Science dalam pernyataan bersama lewat email.

Para mahasiswa itu merancang, membangun, dan menguji pesawat nirawak hibrida mereka selama dua semester di kampus, menurut unggahan LinkedIn profesor madya yang memimpin kelompok riset drone dan robot di Aalborg University, Petar Durdevic. Mereka memulai dengan membuat model dan merancang sistem baling-baling dengan variable pitch propeller.

Sudut (pitch) baling-baling diketahui lebih tinggi saat terbang untuk menciptakan aliran udara yang lebih banyak, sedangkan di dalam air lebih rendah untuk meminimalkan hambatan dan meningkatkan efisiensi. 

Para mahasiswa itu menjelaskan baling-baling tersebut mampu memberikan daya dorong negatif untuk meningkatkan kemampuan manuver di bawah air.

Mereka menggunakan printer 3D dan mesin kontrol numerik komputer—peralatan manufaktur otomatis lainnya—untuk memperoleh komponen yang mereka butuhkan dalam perakitan, dan drone diprogram dengan perangkat lunak khusus, serta ada proses pengujian.

"Kami terkejut betapa mulusnya drone ini bertransisi dari air ke udara," kata mereka.

Hanya Protipe, Bukan Pertama Kali Dibuat

Pesawat nirawak hibrida baru ini hanyalah sebuah prototipe tunggal, tetapi teknologi semacam ini mempunyai beragam potensi aplikasi di dunia nyata, mulai dari tanggap darurat hingga peperangan.

"Beberapa aplikasinya antara lain untuk militer, inspeksi kapal, eksplorasi laut, serta pencarian dan penyelamatan," ungkap mereka.

Untuk diketahui, ini bukanlah hybrid drone pertama yang dibuat. Para peneliti di Rutgers University di New Jersey sudah mengembangkan prototipe hibrida yang dapat melakukan tindakan serupa pada 2015 lalu.

Sementara itu, para ilmuwan China juga pernah memamerkan drone yang bertransisi dari udara ke air dua tahun lalu.

(far/ros)

No more pages