Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham menjadi pemberat IHSG pada penutupan perdagangan hari ini. Saham–saham infrastruktur, saham energi, dan saham barang baku mencatatkan pelemahan paling dalam, dengan masing-masing drop mencapai 2,2%, 1,09% dan 0,86%.

Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turun dalamnya sejumlah saham Big Caps.

Daftar saham Big Caps yang jadi pemberat IHSG berdasarkan data Bloomberg, Jumat.

  1. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 18,08 poin
  2. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 12,59 poin
  3. Bank Central Asia (BBCA) menekan 5,37 poin
  4. Astra International (ASII) menekan 3,34 poin
  5. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menekan 2,47 poin
  6. Elang Mahkota Teknologi (EMTK) menekan 2,41 poin
  7. Chandra Daya Investasi (CDIA) menekan 2,29 poin
  8. Kalbe Farma (KLBF) menekan 2,2 poin
  9. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menekan 2,15 poin
  10. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 1,57 poin

Adapun saham–saham infrastruktur lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) drop 9,09%, saham PT MNC Land Tbk (KPIG) ambles 9,26%, saham PT Tbk (ADHI) terpeleset 4,23%, dan saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) juga terjatuh di zona merah dengan ambles 3,92%.

Disusul oleh pelemahan saham energi, saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang terjun bebas 6,71%, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ambles 4,99%, dan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang melemah 4,42%.

Inflasi AS Melejit

Inflasi Amerika Serikat yang tercermin dari Indeks Harga Produsen (PPI) AS tadi malam mengejutkan investor. Hasil keluarnya lebih tinggi ketimbang estimasi.

Inflasi yang lebih tinggi dari prediksi itu mendorong para pelaku pasar mengurangi ekspektasi pada pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.

Seperti yang dilaporkan Bloomberg, inflasi produsen AS meningkat pada Juli, tertinggi dalam tiga tahun, memperlihatkan jelas perusahaan-perusahaan membebankan biaya impor lebih tinggi imbas kebijakan tarif.

Indeks Harga Produsen (PPI) melejit 0,9% dari bulan sebelumnya, terbesar sejak inflasi konsumen mencapai puncaknya pada Juni 2022. PPI menguat 3,3% dari tahun lalu. Biaya jasa lebih besar 1,1% pada bulan lalu—tertinggi sejak Maret 2022.

Menurut Stephen Brown dari Capital Economics, perkembangan yang lebih mencemaskan bagi Bank Sentral, seperti yang disebutkan Gubernur The Fed Chicago Austan Goolsbee pekan ini, adalah tanda–tanda inflasi harga jasa mungkin sedang meningkat.

Probabilitas Federal Funds Rate September 2025 (Sumber: CME FedWatch)

Tadinya, The Fed mendapati sinyal pemangkasan suku bunga acuan bulan depan. Namun, lonjakan inflasi produsen membuat sebagian pejabat Bank Sentral berhati–hati terhadap risiko kebangkitan inflasi.

Mengutip CME FedWatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4–4,25% adalah 92,6%. Turun atau lebih pesimis dilihat dari perhitungan peluang hari sebelumnya yang sebesar 94,3%.

Terlebih lagi, saat ini muncul angka kemungkinan suku bunga acuan bakal bertahan di 4,25–4,5% yaitu 7,4%. Kemarin, peluangnya masih 0%.

(fad)

No more pages