Logo Bloomberg Technoz

Menurut Djoko, Danantara akan menyiapkan pendanaan awal akuisisi GNI sekitar US$20 miliar.

Selain dari Danantara, kata Djoko, pendanaan untuk GNI berasal dari kredit sindikasi senilai US$60 juta untuk mendukung likuiditas jangka menengah.

“Hingga saat ini PT GNI masih resmi berada di bawah Jiangsu Delong Nickel Industry Co., induk perusahaan asal China,” ujarnya.

Perwakilan Danantara tidak memberikan respons saat dimintai konfirmasi.

Stop Produksi

Pada kesempatan terpisah, Djoko menjelaskan PT GNI memiliki lebih dari 20 lini produksi nickel pig iron (NPI) untuk bahan baku baja nirkarat atau stainless steel.

Namun, hampir seluruh lini produksi PT GNI telah offline sejak awal 2024, dan hanya “sebagian lini yang masih berjalan.”

“Estimasinya lebih dari 15 lini produksi [GNI] telah dihentikan, kemungkinan mendekati total shutdown,” kata Djoko saat dihubungi, medio Juli.

Namun, menurut keterangan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta, anak usaha grup konglomerat China, Jiangsu Delong, itu masih menunggu jadwal rapat dengan krediturnya untuk mendapatkan pendanaan baru.

“Saat ini GNI sedang menunggu jadwal rapat kreditur. Kemungkinan pada Agustus. Update yang kami terima begitu,” kata Setia kepada Bloomberg Technoz, saat dimintai konfirmasi belum lama ini.

Sampai dengan proses pendanaan oleh investor baru tersebut rampung, Setia menegaskan PT GNI masih menjadi entitas anak usaha Jiangsu Delong, yang notabene sedang diterpa isu keuangan di negara asalnya China sejak tahun lalu.

PT Gunbuster Nickel Industry (dok. Instagram @gunbusterofficial)

Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Roeslani sebelumnya mengonfirmasi tengah membuka peluang mengakuisisi smelter PT GNI, yang notabene merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) hilirisasi nikel. Rencana investasi itu saat ini tengah dikaji.

Rosan menyatakan Danantara memang tengah mengkaji investasi ke proyek hilirisasi serupa. Jika smelter milik anak usaha Jiangsu Delong itu masuk kedalam kriteria investasi, tegasnya, Danantara bisa saja berinvestasi di PT GNI.

“Kan ada beberapa proyek yang on the pipeline yang kita lihat. Ya kita lihat aja kalau yang memang feasible dan memang baik, ya kita kaji semua kok," kata Rosan ketika ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (22/7/2025).

Smelter GNI termasuk dalam PSN berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021, yang tergabung dalam proyek bersama PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), yang juga anak usaha Jiangsu Delong.

Operasi PT GNI terletak di di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Dengan menggunakan teknologi pirometalurgi atau rotary kiln electric furnace (RKEF), smelter GNI memiliki kapasitas produksi 1,9 juta NPI per tahun.

Selain itu, perusahaan menghasilkan produk feronikel yang kemudian diolah menjadi bahan baku yang digunakan untuk produksi baja nirkarat dan industri besi paduan nikel.

PT GNI juga berkolaborasi dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), yang merupakan anggota holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).

Kerja sama tersebut dilakukan dengan adanya perjanjian pendahuluan atau heads of agreement (HoA) kedua perusahaan dengan 1 perusahaan lain bernama Alchemist Metal Industry Pte Ltd pada Mei 2021, yakni untuk pengembangan bisnis smelter di kawasan Konawe Utara dan Morowali Utara.

(azr/wdh)

No more pages