Logo Bloomberg Technoz

Lewat REC, PLN Dorong Industri Gunakan Listrik Hijau


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata berkapasitas 1.000 MW yang berada di Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat, Jawa Barat. (Dok. PLN)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata berkapasitas 1.000 MW yang berada di Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat, Jawa Barat. (Dok. PLN)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT PLN (Persero) terus menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi dan memperluas pemanfaatan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Melalui layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC), minat pelanggan terhadap listrik hijau melonjak hingga mencapai 13,68 terawatt hour (TWh) pada Juni 2025—tumbuh 14% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa REC merupakan solusi inovatif PLN bagi pelaku industri dan bisnis untuk memperoleh listrik ramah lingkungan secara transparan, akuntabel, dan diakui internasional.

“PLN berkomitmen meningkatkan daya saing industri dengan menyediakan layanan listrik hijau yang 100% dipasok oleh pembangkit EBT kami melalui REC. Kami siap melayani kebutuhan listrik hijau untuk sektor bisnis dan industri dengan proses yang mudah dan cepat,” terang Darmawan.


Sejak diluncurkan pada 2020, penjualan REC mengalami pertumbuhan pesat. Dari 308.610 MWh pada 2021, meningkat tajam menjadi 1.762.953 MWh pada 2022, 3.543.638 MWh pada 2023, dan 5.382.245 MWh pada 2024. Hingga semester I 2025, penjualan telah menyentuh 2.689.117 MWh.

Penyerahan Renewable Energy Certificate (REC) kepada General Manager PT Inecda Plantation, pada Senin (24/2). (Dok. PLN)

Darmawan menjelaskan bahwa meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap pentingnya listrik hijau turut mendorong pertumbuhan layanan REC.