Logo Bloomberg Technoz

Menanggapi hal tersebut, Airlangga menyatakan bahwa hal tersebut wajar terjadi sebab bulan Juli merupakan periode tahun ajaran baru sekolah.

"Ini kan awal anak-anak sekolah, jadi pasti mereka menaikkan spending dari mereka untuk pendidikan," jelasnya.

Pada kesempatan lain, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini penyebab inflasi pendidikan dipengaruhi banyak faktor dan kenaikan biaya tarif biaya sekolah yang dimulai Juli 2025 sesuai dengan dimulainya tahun ajaran baru.

"Dalam perhitungan inflasi pendidikan dihitung dari berbagai level pendidikan mulai dari pendidikan sekolah negeri maupun swasta," jelasnya. Di sisi lain, "Berdasarkan data historis, kelompok pendidikan masih berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada dua bulan berikutnya yaitu Agustus dan September."

Sebagai catatan, BPS melaporkan neraca perdagangan barang pada Juni 2025 tercatat surplus US$4,10 miliar. Kondisi surplus ini tercatat sudah berlangsung selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Hal ini, ungkap Pudji kondisi surplus neraca perdagangan ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas, yakni sebesar US$5,22 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral serta besi dan baja.

"Neraca perdagangan komoditas migas defisit US$1,11 miliar dengan komoditas penyumbang defisit minyak mentah dan hasil minyak," kata Pudji.

Secara rinci dipaparkan, kinerja nilai ekspor pada Juni 2025 tercatat US$23,44 miliar atau naik 11,29% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding juni 2024. Secara akumulasi, sepanjang Januari-Juni 2025, total nilai ekspor tercatat US$135,41 miliar atau naik 7,7% yoy.

Menurut data BPS, nilai ekspor migas pada Juni 202 tercatat US$1,11 miliar atau turun 9,85% dari Juni 2024 yang sebesar US$$1,23 miliar. Di sisi lain, nilai ekspor nonmigas tercatat naik 12,61% menjadi US$22,33 miliar dari US$19,83 miliar.

"Peningkatan nilai ekspor juni terutama didorong kenaikan ekspor nonmigas, yakni komoditas biji logam terak dan abu yang naik 3.736,4% dengan andil 3,09%," ujar Pudji.

Kemudian, komoditas lemak dan minyak hewani/nabati naik 22,05% dengan andil 2,85%. Terakhir, logam mulia serta perhiasan atau permata yang naik 104,44% dengan andil 2,59%.

Terkait ekspor nonmigas menurut sektor, total ekspor nonmigas US$22,33 miliar dan jika dirinci menurut sektor, pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi US$0,59 miliar atau 49,55%, industri pengolahan US$19 miliar dengan pertumbuhan 16,75%, sementara pertambangan dan lainnya US$2,47 miliar dan mengalami penurunan 13,36%.

"Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara tahunan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan yang naik 16,75% dengan andil 12,95%," ungkap Pudji.

(ell)

No more pages