Logo Bloomberg Technoz

Sejalan dengan hal itu, beban pokok pendapatan dan biaya langsung juga turun dari sebelumnya US$714,02 juta turun 1,59% menjadi US$702,6 juta atau Rp11,33 triliun. 

Biaya tersebut terdiri dari Penyusutan, depresi, dan amortisasi tercatat US$281,11 juta atau sekitar Rp4,53 triliun. Biaya produksi dan lifting sebesar US$202,73 juta atau Rp3,27 triliun, sedangkan biaya pembelian minyak mentah mencapai US$144,91 juta atau Rp2,34 triliun.

Beban pokok penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya senilai US$44,49 juta atau Rp717,6 miliar. Biaya jasa tercatat US$18,01 juta atau Rp290,7 miliar, sedangkan beban eksplorasi sebesar US$11,31 juta atau Rp182,4 miliar.

Kinerja MEDC semakin tertekan akibat adanya rugi dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Tercatat rugi dari AMMN menyumbang sebesar US$31,11 juta.

CEO MedcoEnergi Roberto Lorato mengatakan laba bersih tercatat sebesar US$37 juta akibat penurunan harga realisasi minyak, kontribusi negatif dari AMMN, dan biaya dry hole sebesar AS$8,9 juta.

“Rata-rata harga realisasi minyak turun 14% dari US$81 per barel menjadi US$70 per barel, sedangkan rata-rata harga realisasi gas tetap stabil di angka US$7 per mmbtu,” kata Roberto dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (1/8/2025).

Adapun MEDC mencatat jumlah ekuitas tercatat US$2,30 miliar atau Rp37,10 triliun, turun 2,1% dari akhir 2024 senilai US$2,35 miliar. 

Total liabilitas membengkak 3,4% menjadi US$5,76 miliar atau Rp92,88 triliun, dari US$5,57 miliar. Jumlah aset naik 1,9% menjadi US$8,07 miliar atau Rp130,0 triliun, dari US$7,92 miliar pada akhir tahun lalu.

(dhf)

No more pages