Logo Bloomberg Technoz

Pada Selasa, Trump mengumumkan tenggat baru selama 10 hari — yang jatuh pada 8 Agustus — agar Rusia mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina. Presiden AS itu telah berulang kali mengancam akan mengenakan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia, tetapi sebelumnya kerap menundanya dengan alasan ingin memberi ruang bagi perundingan untuk mengakhiri perang yang kini memasuki tahun keempat.

Trump awalnya mengumumkan tenggat 50 hari pada 14 Juli, sebelum memperpendeknya pekan ini. Ia juga menyatakan akan menerapkan tarif 100% jika Rusia tidak mematuhi seruannya untuk menghentikan perang. Para penasihatnya menyebut sanksi itu kemungkinan besar akan berbentuk secondary sanctions, yakni sanksi tambahan yang ditujukan kepada negara-negara yang masih membeli ekspor Rusia, seperti minyak. AS dan sekutunya menganggap pembelian tersebut memperkuat perekonomian Rusia dan melemahkan dampak sanksi internasional.

Sanksi ini berpotensi menargetkan India dan China, dua mitra dagang utama Rusia. Trump sendiri dalam beberapa hari terakhir melontarkan kritik keras kepada India menjelang tenggat 1 Agustus, di mana kedua negara diharapkan mencapai kesepakatan dagang atau menghadapi tarif baru. Presiden AS itu menyebut India akan dikenai tarif sebesar 25% mulai 1 Agustus, dan kemungkinan akan dikenakan tambahan tarif atas pembelian energi dan senjata dari Rusia.

Meski Trump menyebut pembicaraan dagang dengan India masih berlangsung, ia juga menegaskan di media sosial bahwa “saya tidak peduli apa yang India lakukan dengan Rusia,” bahkan menyebut kedua negara sebagai “ekonomi mati.”

(bbn)

No more pages