Mengakhiri perdagangan Senin saham Apple naik 0,3% namun sepanjang tahun telah melemah sekitar 14%. BofA menetapkan target Beli dengan target harga US$235. BofA masih memandang secara hati-hati hingga rilis data keuangan akhir pekan ini.
"Risiko seputar prospek margin kotor perusahaan "menciptakan situasi yang sulit" untuk kuartal ini, terutama karena "tarif memiliki dampak negatif atas margin kotor pada periode Juni hingga September."
TC Cowen menetapkan target Beli namun dengan kisaran lebih rendah US$275 mengingat lemahnya strategi pengembangan AI dari Apple dan "masih menjadi beban terbesar, tetapi kami yakin AAPL masih memiliki sekitar 1,5 tahun untuk menghadirkan solusi yang meyakinkan."
JPMorgan bahkan menetapkan saham Apple Overweight didorong oleh ketidakpastian regulasi dan masih berlangsungnya gugatan hukum atas kasus monopoli Alphabet, yang bisa menyeret perusahaan. "Tindakan korektif Departemen Kehakiman AS, yang melarang Google melakukan pembayaran untuk distribusi, menggambarkan skenario terburuk bagi Apple," tulis JPMorgan dilansir dari Bloomberg.
Terkait iPhone 17 Slim
Mohan mencatat bahwa pendorong utama dari perkiraan rebound ini adalah iPhone 17 Slim, yang berpotensi diberi nama iPhone Air. Di mana kemungkinan akan diluncurkan Apple pada musim gugur 2025.
Mohan menerangkan bahwa model itu – yang diperkirakan akan menggantikan iPhone 16 Plus – kabarnya bakal memiliki layar 6,6 inch, tebalnya hanya 6 mm, dan dibanderol dengan harga US$100 lebih tinggi dari model Plusnya.
(far/wep)































