Logo Bloomberg Technoz

Sebaliknya apabila terjadi penguatan di Rp 16.250/US$ dalam tren jangka menengah (mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat dan tembus resisten baru hingga Rp 16.200/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 28 Juli 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Pekan Sibuk

Pekan ini akan menjadi periode yang cukup sibuk di pasar. Ada sejumlah sentimen utama yang bisa menggerakkan pasar, termasuk nilai tukar rupiah.

Pertama adalah seputar kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah negara mitra dagangnya. Akhir pekan lalu, AS sudah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa. Tarif bea masuk impor dari Uni Eropa ke Negeri Paman Sam disepakati sebesar 15%.

“Kesepakatan dagang AS-Uni Eropa menjadi start yang positif bagi pasar. Namun pekan ini akan menjadi periode yang sibuk, paling paling sibuk sepanjang tahun ini,” kata Kyle Rodda, Senior Market Analyst di Capital.com yang berbasis di Melbourne (Australia), seperti dikutip dari Bloomberg News.

Pekan yang sibuk dengan laba dan data ekonomi. (Bloomberg)

Tidak hanya itu, AS juga kemungkinan bakal menyepakati perpanjangan ‘gencatan senjata’ dengan China di bidang perdagangan untuk 3 bulan lagi. Kedua negara dijadwalkan menggelar negosiasi di Stockholm (Swedia) pada Senin waktu setempat.

Kemudian, 1 Agustus juga menjadi tenggat waktu (deadline) bagi berbagai negara untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Patut disimak bagaimana perkembangan tarif yang akan dikenakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara lain.

Selain kesepakatan dagang, investor juga akan memantau ketat rapat sejumlah bank sentral. Namun yang paling menyita perhatian tentu bank sentral AS Federal Reserve.

Dalam rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) 30 Juli mendatang, pasar memperkirakan Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat masih akan mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Mengutip CME FedWatch, peluangnya mencapai 97,4%.

(aji)

No more pages