Logo Bloomberg Technoz

Trump tak memberikan detail tambahan mengenai kesepakatan dagang tersebut. Namun, menurut laporan media Filipina, ABS-CBN News, Marcos mengatakan kepada wartawan bahwa tarif nol untuk barang-barang AS hanya akan diterapkan pada produk tertentu, seperti mobil.

Marcos menyebut kesepakatan tarif terbaru ini sebagai "prestasi signifikan" bagi Manila dan juga mengatakan Filipina akan meningkatkan impor produk kedelai, gandum, serta obat-obatan dari AS.

Trump mengenakan tarif lebih tinggi pada puluhan mitra dagang pada April, tetapi dengan cepat menundanya selama 90 hari di tengah reaksi pasar yang negatif, guna merundingkan kesepakatan.

Namun, rentang waktu tersebut hanya menghasilkan beberapa kesepakatan. Trump justru bergerak menetapkan tarif secara sepihak terhadap negara-negara dan blok perdagangan sebelum batas waktu barunya, 1 Agustus.

Meski dia dan para penasihatnya awalnya menyarankan untuk mengadakan perundingan bersamaan dengan mitra dagang, Trump kurang sabar terhadap negosiasi bolak-balik, dan malah mengaku lebih suka menetapkan tarif secara sepihak untuk negara-negara lain.

Dalam beberapa pekan terakhir, ia telah mengirim sejumlah surat yang menetapkan tingkat tarif dan juga melanjutkan pungutan khusus industri yang akan menyasar sektor-sektor, seperti tembaga, semikonduktor, dan obat-obatan farmasi.

Meski perundingan terus berlanjut dengan negara-negara besar, seperti Uni Eropa dan India, Trump mengatakan sekitar 150 negara kecil akan dikenai tarif seragam antara 10% dan 15%.

Marcos adalah pemimpin negara terbaru yang mengunjungi Trump untuk memperoleh tarif lebih rendah dan berusaha menekankan aliansi jangka panjang negaranya dengan AS guna memperjuangkan syarat perdagangan yang lebih baik dari pasar ekspor utama Filipina.

Namun, ketidakmampuan untuk mendapatkan potongan tarif yang lebih besar menyoroti bagaimana kebijakan tarif Trump telah membuat sekutu AS rentan terhadap upayanya untuk membentuk kembali arus perdagangan global—bahkan saat ia mengupayakan gencatan senjata dagang yang lebih luas dengan musuh utama negaranya, China.

Sebelum pertemuan Trump-Marcos, para pejabat perdagangan Filipina terbang ke Washington untuk merundingkan kesepakatan dengan perwakilan AS.

Menurut data pemerintah, AS mengalami defisit perdagangan dengan Filipina sebesar US$4,9 miliar tahun lalu, dengan total perdagangan sebesar US$23,5 miliar.

Filipina sebelumnya menyatakan tidak bisa menawarkan tarif nol pada AS—seperti yang dikatakan Trump bahwa Vietnam dan Indonesia telah melakukannya—karena akan merugikan bisnis domestik.

Namun, Filipina berencana menambah impor produk pertanian AS, termasuk kedelai dan daging beku, serta meningkatkan ekspor semikonduktor, produk kelapa, dan mangga ke AS.

(bbn)

No more pages