Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini ikut menurun. Peluang penurunan suku bunga pada September kini diperkirakan sedikit di atas 50%.
“Pertanyaan besar bagi prospek inflasi saat ini adalah soal tarif,” kata Skyler Weinand dari Regan Capital. “Butuh waktu agar dampak tarif muncul dalam data, tapi sangat mungkin lonjakan inflasi akibat tarif akan terjadi. The Fed kemungkinan akan menunggu beberapa laporan inflasi dan ketenagakerjaan berikutnya sebelum mengambil keputusan suku bunga.”
Pelaku pasar juga menanti rincian lebih lanjut soal kebijakan tarif, setelah Donald Trump menyatakan bahwa ia telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia, yang akan menetapkan tarif 19%, sementara ekspor AS tidak akan dikenai bea masuk. Kesepakatan ini menjadi kerangka perdagangan keempat yang diumumkan Trump sejak menangguhkan tarif negara per negara, setelah sebelumnya membuat perjanjian dengan Vietnam, Inggris, dan China—meski belum mencapai bentuk perjanjian dagang penuh.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyarankan agar Gubernur The Fed Jerome Powell mundur setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Ketika ditanya apakah Trump telah memintanya untuk menggantikan Powell, Bessent menjawab, “Saya bagian dari proses pengambilan keputusan.” Ia menambahkan, “Ini adalah keputusan Presiden Trump, dan akan dilakukan sesuai kecepatan beliau.”
Indeks harga konsumen (IHK) AS, di luar komponen pangan dan energi, naik 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan harga mobil membantu menekan angka tersebut, namun sejumlah kategori barang seperti mainan dan peralatan rumah tangga—yang terdampak tarif Trump—mengalami lonjakan harga tercepat dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Ellen Zentner dari Morgan Stanley Wealth Management, inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda awal dari efek alih tarif ke harga konsumen. Meski inflasi sektor jasa mulai melandai, percepatan harga pada barang-barang terkena tarif diperkirakan menjadi awal dari tekanan harga yang lebih besar.
“Meski lonjakan inflasi akibat tarif kemungkinan bersifat sementara, dengan pengumuman tarif baru, akan bijak bagi The Fed untuk tetap bersikap menunggu selama beberapa bulan ke depan,” ujar Seema Shah dari Principal Asset Management.
Di sisi lain, Kay Haigh dari Goldman Sachs Asset Management menyatakan bahwa meskipun inflasi dasar tetap terkendali, tekanan harga diperkirakan akan meningkat—dengan laporan IHK bulan Juli dan Agustus menjadi ujian penting.
“Untuk saat ini, The Fed masih bersikap wait-and-see,” kata Haigh. “Namun jika inflasi dasar tetap jinak, jalan terbuka bagi The Fed untuk melanjutkan siklus pelonggaran pada musim gugur.”
Pada bulan ini, ekspektasi pasar terhadap pelonggaran The Fed mulai menyusut. Data ketenagakerjaan Juni yang kuat, dirilis 3 Juli lalu, membuat pelaku pasar menutup kemungkinan pemangkasan suku bunga pada rapat akhir Juli dan menurunkan peluang pemangkasan di bulan September, yang sebelumnya hampir sepenuhnya diantisipasi.
Dengan perkembangan terakhir dalam kebijakan dagang, The Fed kemungkinan akan bersabar sambil menunggu dampak inflasi muncul secara nyata, menurut Oscar Munoz dan Gennadiy Goldberg dari TD Securities.
“Laporan hari ini menunjukkan awal dari alih tarif ke inflasi barang inti, dan selama pasar tenaga kerja tetap kuat, The Fed bisa menunggu untuk melihat bagaimana inflasi dan ekspektasinya berkembang sepanjang musim panas,” ujar mereka.
(bbn)
































