Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan AS akan segera memberlakukan tarif 10% untuk produk impor dari negara-negara BRICS. Peringatan ini disampaikannya dalam rapat kabinet di Gedung Putih pada Selasa (8/7/2025) waktu setempat.
Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara mana pun yang mendukung "kebijakan anti-Amerika BRICS." Ancaman ini diunggahnya di Truth Social pada Minggu.
"Siapa pun yang tergabung dalam BRICS akan segera dikenai tarif 10% [...] Jika mereka anggota BRICS, mereka harus membayar tarif 10% [...] dan mereka tidak akan lama menjadi anggota," tegas Trump, menyitir Reuters, Rabu (9/7/2025).
Trump tidak memberikan tanggal spesifik kapan tarif BRICS akan berlaku. Pada Senin, sumber yang mengetahui hal ini mengatakan pemerintahan Trump akan mengenakan tarif hanya jika negara-negara tersebut mengadopsi kebijakan anti-Amerika.
Trump mengklaim tanpa bukti bahwa kelompok tersebut dibentuk untuk merugikan AS dan dolar yang berperan sebagai mata uang cadangan dunia. Dia menegaskan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"BRICS dibentuk untuk merusak dolar kita dan mengambil dolar kita [...] mencabutnya sebagai standar," ujarnya. "Dan tidak apa-apa jika mereka ingin memainkan permainan itu, tetapi saya juga bisa memainkan permainan itu."
Menurut Trump, kehilangan peran dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia akan seperti "kalah dalam perang, perang dunia yang besar. Kita tidak akan menjadi negara yang sama lagi."

Trump bahkan menyebut masih akan menghukum India dengan tarif tambahan 10% atas partisipasinya dalam BRICS, meski beberapa jam sebelumnya mengisyaratkan AS hampir mencapai kesepakatan dagang dengan negara yang dipimpin Narendra Modi itu.
"Saya juga bisa memainkan permainan, sehingga siapa pun yang tergabung dalam BRICS akan mendapatkan tambahan tarif sebesar 10%," kata Trump dengan nada keras saat berbicara pada wartawan dalam rapat kabinet tersebut, seperti dilaporkan Bloomberg News.
BRICS merupakan kelompok negara yang terdiri Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Anggotanya kemudian bertambah dengan bergabungnya Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Blok ekonomi ini baru-baru ini mengadakan KTT selama dua hari, 6-7 Juli 2025, di Rio de Janeiro, Brasil.
Dalam deklarasi bersama yang dirilis pada Minggu (6/7/2025), para pemimpin BRICS mengutarakan "kekhawatiran serius" akan munculnya tarif unilateral dan tindakan non-tarif "yang merusak perdagangan dan bertentangan dengan aturan WTO," tanpa menyebut AS secara langsung.
Selain itu, mereka juga sepakat untuk mengadakan pembicaraan tambahan mengenai sistem pembayaran lintas batas untuk perdagangan dan investasi. Ini merupakan proyek yang sudah dibahas selama satu dekade, kemajuannya pun masih lambat.
Trump sebelumnya juga pernah melontarkan ancaman akan memasang tarif 100% pada negara-negara anggota BRICS bila mereka meninggalkan dolar AS dalam perdagangan bilateral.
Ancaman terbaru Trump ini tidak secara spesifik menyebut kebijakan BRICS mana yang dia anggap "anti-Amerika," juga tidak ada detail kapan tarif 10% tersebut akan diberlakukan secara efektif.
(ros)