Logo Bloomberg Technoz

Angka yang disampaikan Airlangga mengalami peningkatan dibandingkan dengan rencana sebelumnya sebesar US$10 miliar.

Pada April 2025, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan pemerintah bakal merealokasikan kuota impor minyak dan liquefied petroleum gas (LPG) ke AS, dengan nilai sekitar US$10 miliar.

Bahlil mengatakan realokasi impor ke AS itu dilakukan dengan mengurangi kuota impor produk migas dari Singapura serta beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah.

“Kami mengusulkan dari ESDM adalah pertama, kita mengimpor sebagian minyak dari Amerika dengan menambah kuota impor kita LPG yang angkanya kurang lebih di atas US$10 miliar,” kata Bahlil di sela-sela kegiatan Opening Ceremony Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, Selasa (15/4/2025).

Perlu diketahui, Airlangga mengatakan Indonesia berencana untuk membeli produk dari AS dan melakukan investasi di Negeri Paman Sam senilai US$34 miliar (atau setara Rp550,29 triliun asumsi kurs saat ini).

Dengan demikian, rencananya akan diadakan perjanjian ataupun penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Indonesia dengan mitranya di AS pada 7 Juli 2025.

Namun, pada saat yang sama, Airlangga juga tidak bisa memastikan apakah kesepakatan perdagangan negosiasi tarif bakal tercapai pada tanggal tersebut.

Dalam hal ini, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, tawaran pembelian itu dilakukan sebagai upaya Indonesia untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Amerika Serikat yang mencapai US$19 miliar.

"Kita menawarkan pembelian kepada mereka itu jumlahnya yaitu US$34 miliar. Jadi itu tujuan dari rapat koordinasi yang dilaksanakan hari ini antara pemangku kepentingan Kementerian maupun dengan pelaku usaha," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).

"Pembelian barang agrikultur dan juga terkait dengan rencana investasi termasuk di dalamnya oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Pengelola Investasi [BPI] Danantara."

(dov/wdh)

No more pages