Ryan Chua - Bloomberg News
Bloomberg, Serangan udara AS terhadap Iran telah menunda program nuklir negara tersebut satu hingga dua tahun, kata juru bicara Pentagon, menambah ketidakpastian mengenai status fasilitas nuklir Teheran setelah Presiden Donald Trump mengklaim fasilitas-fasilitas tersebut telah dihancurkan.
Juru bicara utama Pentagon, Sean Parnell mengatakan sekutu-sekutu berbagi pandangan AS tentang degradasi kemampuan nuklir Iran "dan fakta bahwa kami telah menghambat program mereka selama satu hingga dua tahun—setidaknya analisis intelijen di dalam departemen menilai demikian."
"Dan saya pikir intelijen mereka juga berbagi kesimpulan itu," katanya. Dia mengatakan analisis AS tak berubah bahwa fasilitas-fasilitas yang digempur AS telah "dihancurkan sepenuhnya."
"Kami juga percaya bahwa degradasi fasilitas-fasilitas di Fordow, Esfahan, dan Natanz menurunkan kemampuan fisik mereka untuk membuat bom," ujar Parnell.
Pernyataan Parnell sejalan dengan klaim Presiden Donald Trump, yang berulang kali bersikukuh bahwa serangan udara AS terhadap fasilitas-fasilitas utama "benar-benar menghancurkan" program nuklir Iran.
Pemerintahannya juga menolak analisis awal dari Badan Intelijen Pertahanan yang menyatakan serangan AS mungkin hanya memperlambat program nuklir selama beberapa bulan.
Informasi yang didapat dari lapangan baru sedikit karena Iran dilaporkan telah memutus komunikasi dengan pejabat-pejabat Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.
Bloomberg News melaporkan bahwa regulator keamanan nuklir Iran telah menghentikan panggilan dari IAEA setelah secara resmi mengakhiri inspeksi pekan lalu.
Lokasi persediaan uranium Iran seberat 409 kilogram yang mendekati tingkat senjata nuklir juga masih belum diketahui.
Trump memerintahkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Juni, dan tak lama kemudian mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel setelah 12 hari perang.
Gencatan senjata sejauh ini masih berlaku, tetapi kepala staf angkatan bersenjata Iran meragukan bahwa gencatan senjata tersebut akan bertahan lama.
Trump menyiratkan bahwa ia mungkin menawarkan keringanan sanksi ekonomi kepada Iran "jika mereka bisa bersikap damai," setelah sebelumnya mengatakan akan mempertahankan sanksi tersebut saat ia mengecam Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei karena mengklaim kemenangan atas perang dengan Israel.
(bbn)