Logo Bloomberg Technoz

Pernyataan tersebut muncul setelah Korut gagal menempatkan sebuah satelit ke orbit pada Rabu pagi dan berjanji untuk segera menghidupkan kembali upaya-upaya itu. Rencana ini telah menuai kecaman dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

"Program nuklir dan rudal Korea Utara yang berbahaya dan tidak stabil mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan ini serta melanggar hukum internasional," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada wartawan setelah pertemuan dengan mitranya dari Jepang di Tokyo, Kamis.

"Kami mendukung sekutu kami, Jepang dan Korea Selatan, dalam menghadapi provokasi Korea Utara, termasuk peluncuran [satelit mata-mata] ruang angkasa yang diklaim kemarin," tambahnya, dengan menggunakan singkatan nama resmi Korea Selatan.

AS dan sekutunya telah mengatakan bahwa setiap peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Korea Utara (Sumber: Bloomberg)

Para analis mengatakan potensi peningkatan kemampuan pengumpulan informasi melalui satelit mungkin lebih menjadi perhatian, mengingat Pyongyang secara teratur menguji coba teknologi rudal balistiknya, memanfaatkan kebuntuan di Dewan Keamanan PBB. Sebuah satelit akan memberikan Korut kemampuan untuk memantau pergerakan militer Amerika.

Badan mata-mata Korea Selatan (Korsel) mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Kim Jong Un kemungkinan besar mengamati peluncuran tersebut, dan satelit tersebut hanya mampu melakukan misi pengintaian yang belum sempurna.

Badan tersebut menambahkan Pyongyang kemungkinan akan membutuhkan beberapa minggu untuk menyelidiki kegagalan peluncuran tersebut sebelum mencobanya lagi.

Kim Yo Jong, yang kini menjabat sebagai wakil direktur departemen Komite Sentral Partai Pekerja yang berkuasa, telah lama didukung oleh kakaknya untuk menyuarakan kritik dan mengeluarkan peringatan kepada dunia luar.

-Dengan asistansi dari Shinhye Kang, Peter Martin dan Isabel Reynolds.

(bbn)

No more pages