Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan ini juga memberi sinyal tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya: ekspor Saudi melonjak lebih cepat dibandingkan yang diisyaratkan dalam kesepakatan OPEC+, padahal biasanya permintaan domestik untuk pendingin udara yang memuncak selama musim panas menjaga pasokan tetap berada di dalam negeri.

Pengiriman untuk Juni 2025 menjadi yang tertinggi sejak Maret 2024.

Dengan rencana koalisi yang mempertimbangkan peningkatan produksi lebih lanjut, Riyadh berpotensi mendorong lebih banyak pasokan ke pasar internasional setelah musim panas berlalu.

Kementerian Energi Arab Saudi tidak memberikan komentar atas permintaan konfirmasi yang diajukan.

Harga minyak mentah berjangka menurun seiring meredanya konflik Israel-Iran yang kini berada dalam gencatan senjata, dengan harga minyak anjlok 12% di London pekan lalu dan diperdagangkan mendekati $67 per barel pada Selasa.

OPEC+ dijadwalkan menggelar pertemuan daring akhir pekan ini untuk mempertimbangkan peningkatan produksi pada bulan Agustus.

Arab Saudi — yang menyambut hangat Trump dan mengumumkan investasi bernilai miliaran dolar selama kunjungannya ke Teluk bulan lalu — tampaknya merespons permintaan Presiden AS tersebut: pelacakan tanker menunjukkan bahwa sekitar 190 juta barel minyak mentah dikirim dari terminal ekspor di pesisir Teluk dan Laut Merah ke pasar luar negeri selama Juni.

Lonjakan ekspor terbaru ini terjadi meski kerajaan tengah meningkatkan penggunaan minyak di dalam negeri, khususnya untuk pembangkit listrik dan instalasi desalinasi air, menyusul suhu udara yang melonjak hingga di atas 40 derajat Celsius di Riyadh.

Lonjakan penggunaan minyak di Arab Saudi selama musim panas. (Bloomberg)

Penggunaan minyak mentah dan bahan bakar minyak di dalam negeri meningkat hampir 600.000 barel per hari selama puncak musim panas dibandingkan bulan-bulan terdingin dalam setahun, menurut data Joint Organizations Data Initiative (JODI).

Penggunaan minyak mentah meningkat 100.000 barel per hari antara Januari hingga April, periode terakhir yang tercatat oleh JODI.

Delapan negara kunci dalam OPEC dan sekutunya telah menyetujui peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Mei, Juni, dan Juli — tiga kali lipat dari volume yang dijadwalkan semula.

Dalam perjanjian tersebut, Arab Saudi diizinkan menambah produksi sebanyak 167.000 barel per hari setiap bulan.

Para delegasi menyatakan bahwa kelompok ini akan mempertimbangkan kenaikan produksi dengan skala serupa untuk bulan Agustus dalam konferensi video bulanan yang digelar pada hari Minggu.

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, tetap bungkam seperti biasanya mengenai niatnya.

Perubahan strategi Riyadh — dari kebijakan membatasi pasokan selama bertahun-tahun menjadi membuka keran produksi — sempat mengejutkan para pelaku pasar ketika diumumkan pertama kali pada awal April.

Para pejabat menyampaikan berbagai alasan, termasuk keinginan untuk merebut kembali pangsa pasar yang sebelumnya telah diberikan kepada pesaing seperti produsen shale oil di AS.

(bbn)

No more pages