Dari sisi kinerja operasi, BP berhasil mencatatkan lifting gas dari Kilang Tangguh mencapai 1,57 bcf per hari untuk periode yang berakhir 31 Mei 2025. Realisasi lifting itu lebih tinggi dari target yang tertuang dalam WP&B 2025 di level 1,55 bcf per hari.
Sementara itu, BP turut mencatatkan produksi sebanyak 78 standar kargo LNG per 31 Mei 2025, dari target tahun ini yang dipatok 180,4 standar kargo LNG.
Hardi menuturkan BP tengah memasuki tahap penyesuaian untuk operasi Train-1 dan Train-2 lantaran telah berusia 15 tahun. Di sisi lain, BP turut meningkatkan keandalan produksi dari Train-3 yang relatif baru beroperasi atau first drop pada April 2024 lalu.
“Kami berusaha menghindari hambatan-hambatan teknis agar bisa mencapai produksi 100%,” kata dia.
Tangguh LNG merupakan proyek pengembangan dari 6 lapangan gas terpadu yang terletak di wilayah KKS Wiriagar, Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
BP telah mendapat perpanjangan kontrak sampai tahun 2055 lewat persetujuan yang diteken bersama pemerintah pada 2022 lalu. Awalnya, kontrak BP bakal berakhir 2035.
Adapun, cadangan gas pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009 atau empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah.
Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik BP). Afiliasi BP lainnya yang ikut mengembangkan proyek ini di antaranya BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd., sehingga membuat BP memiliki 40,22% kepemilikan di Tangguh LNG.
Mitra-mitra kerja lainnya adalah MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Ltd. (13,90%) Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12,23%) KG Berau Petroleum Ltd (8,56%), KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1,44%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%).
Joint Study Bintuni & Drawa
Belakangan, BP mulai aktif untuk menjajaki tambahan portofolio cadangan gas lewat joint study di sejumlah area yang berdekatan dengan Teluk Bintuni, Papua Barat.
BP telah menyelesaikan joint study atau studi bersama untuk 2 area di antaranya Bintuni dan Drawa pada Maret 2025. Rencanannya, 2 kandidat wilayah kerja (WK) itu masuk ke dalam putaran lelang penawaran langsung tahun ini.
“Kedua blok ini sudah selesai joint study pada Maret 2025, dan kami sedang menunggu proses tender,” kata Hardi.
Hardi berharap 2 blok hasil joint study itu bisa diberikan kepada BP untuk memperkuat pasokan gas Kilang Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Kami berharap kami bisa di-award sebagai pemenang, maka 2 blok ini akan menjadi tambahan sumber gas bagi Tangguh LNG,” tuturnya.
(naw)