Rupiah dan mata uang Benua Kuning nyaman di zona hijau karena dolar AS sedang lemas. Kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah ke posisi terendah sejak Februari 2022 atau lebih dari 3 tahun terakhir.
Dalam sepekan terakhir, indeks ini melemah 1,45% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya mencapai 1,06%.
Dolar AS lesu di tengah isu pelengseran Jerome ‘Jay’ Powell dari kursi Gubernur Federal Reserve. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan sudah menyiapkan sejumlah nama pengganti Powell.
“Saya tahu ada 3-4 nama. Dia (Powell) akan segera keluar, untungnya, karena saya rasa dia buruk,” tegas Trump, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Trump sudah cukup lama menyatakan ketidaksukaan terhadap Powell. Trump menilai Powell terlalu lambat dalam menurunkan suku bunga acuan, Trump sepertinya ingin bos bank sentral yang lebih agresif.
“Pencalonan oleh Trump akan meningkatkan tekanan. Ini bisa menciptakan tekanan terhadap Powell untuk menurunkan suku bunga acuan sehingga melemahkan dolar AS,” kata Rodrigo Catril, Strategist di National Australia Bank Ltd, juga dikutip dari Bloomberg News.
(aji)




























