Israel dan Iran sebelumnya sama-sama telah menyatakan persetujuan terhadap gencatan senjata yang diumumkan secara sepihak oleh Trump.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel telah mencapai tujuan utama dari serangan mendadaknya ke Iran pada 13 Juni lalu, yaitu menghancurkan program nuklir dan kemampuan misil Iran.
“Israel berterima kasih kepada Presiden Trump dan Amerika Serikat atas dukungannya dalam pertahanan, serta partisipasinya dalam menghilangkan ancaman nuklir dari Iran,” ujar Netanyahu seperti dilaporkan Reuters.
Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan damai dan menolak tuduhan bahwa mereka tengah mengembangkan senjata nuklir.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan bahwa kekuatan militer Iran telah memaksa Israel untuk “secara sepihak menerima kekalahan dan menyetujui gencatan senjata.”
“Pasukan Iran akan tetap siap siaga dan jari mereka akan tetap di pelatuk untuk merespons setiap tindakan agresi dari musuh,” kata lembaga keamanan tertinggi Iran itu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, juga menegaskan bahwa negaranya akan menghentikan serangan balasan apabila Israel juga menghentikan serangan militernya sejak pukul 4 pagi waktu Tehran.
Pasar global merespons gencatan senjata ini dengan optimisme. Bursa saham dunia menguat dan harga minyak global turun tajam pada Selasa, seiring harapan bahwa gencatan ini dapat menjadi titik balik menuju penyelesaian konflik, hanya dua hari setelah AS ikut terlibat langsung dengan menggempur fasilitas nuklir Iran menggunakan bom penghancur bunker.
(del)





























