Logo Bloomberg Technoz

“Banyak yang pakai bahasa bukan Indonesia, bahkan di kantor-kantor negara, ruang-ruang publik. Menurut saya, terutama di kantor negara itu belum menggunakan bahasa Indonesia secara disiplin,” ujar Mu'ti.

Mu’ti pun mendorong prinisp “Trigatra Bangun Bahasa” untuk mengatasi permasalahan tersebut. Prinsip tersebut mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah.

“Bagaimana kita menjadikan bahasa berdaulat dan menjadi bagian dari keadaban bangsa,” katanya.

Selain itu, dia juga membahas penguatan literasi di sekolah, salah satunya melalui deep learning.

“Kebijakan deep learning ini, PR tuh boleh, tapi PR itu nggak ngerjain soal, tapi bsia tugas membaca atau menulis, itu yang nanti jadi pendekatan literasi,” jelasnya.

“Sehingga dengan membaca buku itu kita harus menyediakan banyak bacaan, nanti murid ditugaskan untuk menuliskan kembali. Pertama membuat resume dari apa yang dibaca, kedua menuliskan kembali isi bacaan itu dengan bahasa dia sendiri,” lanjutnya.

Kemudian, Mu’ti juga menyebut peningkatan literasi juga harus dibangun dari tradisi lisan dan tulisan. Contoh sederhana menulis pengalaman pribadi atau membaca koran.

“Tradisi-tradisi menulis itu harus kita bangun dari hal-hal yang sederhana, dirutinkan saja nanti kebiasaan,”tutupnya.

(dec/spt)

No more pages