Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, karyawan di perusahaan yang mengadopsi AI diklaim dua kali lipat lebih optimis terhadap masa depan perusahaannya, dan hampir tiga kali lebih percaya diri menghadapi beban kerja berat.

"Hampir setengahnya (48%) menyatakan lebih memilih mengandalkan AI dibandingkan rekan kerja karena AI siap sedia selama 24 jam penuh. Tidak hanya itu, sebanyak 28% karyawan mengatakan bahwa kecepatan adalah alasannya, sementara 38% lainnya mengarah pada kemampuan berpikir kreatif AI. Menariknya, 66% pekerja menganggap AI sebagai teman diskusi, sementara 33% lainnya menganggapnya lebih dari sekedar tools yang suka diperintah," tulis temuan tersebut. 

Meski demikian, Microsoft soroti tantangan berupa kesenjangan pemahaman AI. Sebanyak 87% pemimpin memahami konsep agen AI, tapi hanya 56% karyawan yang merasa siap. Karena itu, upskilling dan literasi AI menjadi krusial untuk menciptakan adopsi yang inklusif.

"Dengan mengatasi kesenjangan ini, kita tidak hanya sekadar mengadopsi teknologi, tetapi juga membuka seluruh potensi yang dimiliki tenaga kerja kita, serta membangun masa depan kerja yang lebih inklusif dan inovatif," cerita Darma.

(prc/wep)

No more pages