Belson menambahkan, biasanya dalam kasus pemadaman internet besar dibarengi dengan hilangnya pengumuman ruang alamat IP dari negara bersangkutan. Namun, hal itu tidak terlihat dalam kasus Iran kali ini.
"Kami hanya melihat trafiknya menurun drastis. Tapi datanya tidak memberi tahu alasannya," ujarnya.
Pakar lain, Doug Madory juga mengamati hal serupa. Melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter), Madorym dari perusahaan analitik jaringan Kentik, menyatakan bahwa banyak penyedia layanan internet (ISP) di Iran kini offline.
"Ini adalah pemadaman internet nasional kedua dalam beberapa hari, dan jauh lebih parah dari sebelumnya," tulisnya.
Pemadaman ini terjadi di tengah konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang terus meningkat.
⚠️ Confirmed: Live network data show #Iran is now in the midst of a near-total national internet blackout; the incident follows a series of earlier partial disruptions and comes amid escalating military tensions with Israel after days of back-and-forth missile strikes ? pic.twitter.com/Iu598aIMRJ
— NetBlocks (@netblocks) June 18, 2025
Selain perang fisik, Iran juga dilaporkan mengalami beberapa serangan siber sejak konflik terbaru dimulai. Serangan itu mencakup peretasan terhadap sejumlah lembaga penting, termasuk bank besar dan platform kripto lokal.
Media pemerintah Iran, IRIB, bahkan menyebut Israel telah meluncurkan "perang siber besar-besaran" terhadap Teheran. Sejumlah pejabat Iran dikabarkan telah mengambil langkah pembatasan akses internet secara nasional sebagai respons terhadap ancaman tersebut.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah Iran terkait penyebab utama pemadaman internet ini. Namun, analis memperkirakan langkah ini kemungkinan merupakan kombinasi antara respons terhadap serangan siber dan upaya pemerintah membatasi arus informasi di tengah situasi yang tidak menentu.
(wep)
































