Madlin Mekelburg - Bloomberg News
Bloomberg, Anggota keluarga korban dua kecelakaan fatal pesawat Boeing Co 737 Max mendesak seorang hakim federal untuk menolak kesepakatan yang diajukan perusahaan dengan jaksa AS, yang memungkinkan Boeing menghindari tuntutan pidana.
Pengacara yang mewakili 15 keluarga berpendapat bahwa Boeing seharusnya diadili atas tuduhan konspirasi pidana sebagaimana awalnya direncanakan pemerintah, untuk benar-benar mempertanggungjawabkan kematian 346 orang, menurut dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu.
“Dakwaan konspirasi terhadap Boeing telah tertunda lebih dari empat tahun,” kata pengacara keluarga. “Boeing telah mengakui semua fakta yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mereka bersalah. Namun, pemerintah kini justru mengajukan permintaan untuk mencabut dakwaan itu.”
Mereka menambahkan, “Sulit membayangkan ada kasus lain yang lebih layak untuk diadili secara terbuka daripada yang satu ini.”
Departemen Kehakiman AS pada Mei lalu meminta Hakim Distrik AS Reed O’Connor di Fort Worth untuk membatalkan kasus tersebut sebagai bagian dari penyelesaian yang diusulkan dengan Boeing. Berdasarkan kesepakatan itu, Boeing setuju untuk membayar lebih dari US$1,1 miliar dalam bentuk denda dan biaya, serta mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pengawasan mutu dan keselamatan internal.
Sebagai imbalannya, perusahaan akan terhindar dari tuntutan pidana.
Jaksa berpendapat bahwa kesepakatan ini “menjamin akuntabilitas yang berarti” dan memastikan Boeing dikenai sanksi serta pengawasan, hasil yang menurut mereka tidak bisa dijamin jika kasus ini dibawa ke pengadilan.
Perwakilan Boeing belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Dalam dokumen yang diajukan pada Rabu, pengacara keluarga yang menentang kesepakatan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan itu pada dasarnya memungkinkan perusahaan “membeli jalan keluar dari hukuman pidana.”
Keluarga korban juga mengklaim bahwa bahasa dalam perjanjian tersebut akan mewajibkan pemerintah untuk tidak menuntut Boeing bahkan jika O’Connor menolak permintaan pencabutan kasus, yang berarti menghindari tinjauan penuh dari pengadilan.
“Jika pengadilan ini menyetujui manuver para pihak dalam kasus yang mendapat sorotan luas ini, maka pendekatan yang belum pernah terjadi ini kemungkinan akan menjadi cetak biru untuk semua permintaan pencabutan perkara di masa depan dalam penuntutan pidana federal,” demikian bunyi dokumen tersebut.
Keluarga korban kecelakaan telah bertahun-tahun memperjuangkan hukuman yang lebih berat bagi Boeing setelah dua kecelakaan fatal 737 Max pada 2018 dan 2019, yang keduanya terkait dengan kesalahan sistem kendali penerbangan.
Mereka mengatakan bahwa kecelakaan fatal Air India awal bulan ini yang melibatkan Boeing 787 Dreamliner menunjukkan bahwa “taruhan untuk keselamatan penerbangan sangat tinggi.” Penyebab kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan.
Namun demikian, sebagian keluarga mendukung penyelesaian tersebut. Tapi mereka yang ingin Boeing diadili mengatakan perusahaan telah menawarkan uang “kepada keluarga, tampaknya berharap hal itu akan membuat mereka mundur dari upaya untuk meminta pertanggungjawaban Boeing atas kematian orang-orang tercinta mereka. Dan tawaran Boeing tampaknya berhasil, setidaknya bagi beberapa keluarga.”
Jika O’Connor menyetujui pencabutan kasus, maka itu akan mengakhiri proses pidana jangka panjang terhadap Boeing atas kecelakaan tersebut. Namun, hal itu juga akan menandai pembalikan besar dalam proses hukum. Hanya setahun lalu, Boeing menyatakan setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi pidana dalam kesepakatan yang akhirnya ditolak oleh O’Connor.
Dalam penyelesaian baru ini, Boeing akan mengakui tuduhan utama bahwa mereka melakukan “konspirasi untuk menghalangi dan mengganggu operasi sah dari Federal Aviation Administration Aircraft Evaluation Group,” tetapi pengakuan itu tidak dianggap sebagai pengakuan bersalah secara hukum.
Pemerintah menyatakan bahwa mereka dapat mengajukan kembali tuntutan pidana jika Boeing melanggar ketentuan dalam perjanjian ganda ini. Namun, beberapa anggota keluarga menentang klaim tersebut, dengan menyatakan bahwa batas waktu penuntutan (statute of limitations) telah habis.
Kesepakatan ini mewajibkan Boeing membayar total US$1,1 miliar dalam bentuk denda dan biaya. Rinciannya meliputi:
- US$487,2 juta sebagai denda pidana, di mana setengahnya sudah dibayarkan pada tahap sebelumnya
- US$444,5 juta untuk “Dana Penerima Korban Kecelakaan” yang akan dibagi rata untuk setiap korban
- US$455 juta dalam bentuk investasi untuk memperkuat program kepatuhan, keselamatan, dan mutu perusahaan
Boeing juga diwajibkan menunjuk konsultan kepatuhan independen untuk mengawasi upaya perusahaan dalam meningkatkan efektivitas program kepatuhan anti-penipuan dan etika. Konsultan tersebut diharapkan memberikan rekomendasi perbaikan dan melaporkan temuannya langsung kepada pemerintah.
(bbn)