Penyelidik masih mencari tahu mengapa penerbangan Air India AI171 kesulitan naik ketinggian setelah lepas landas dari kota Ahmedabad di India bagian barat, sebelum akhirnya jatuh di kawasan padat penduduk beberapa detik kemudian. Kecelakaan ini menewaskan hampir semua dari 242 orang di dalam pesawat, serta puluhan lainnya di darat, menjadikannya bencana penerbangan sipil terburuk dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Tim pencari telah menemukan kotak hitam kedua dari puing-puing pesawat, menurut sumber yang dekat dengan misi evakuasi. Kotak hitam pertama ditemukan sehari setelah kecelakaan. Hingga kini, Air India belum memberikan pernyataan resmi.
Dua kotak hitam tersebut biasanya memberikan data penting bagi penyelidik untuk merekonstruksi detik-detik terakhir sebuah penerbangan nahas. Dalam pesawat Boeing 787, kedua alat itu merekam audio di kokpit, data penerbangan, dan komunikasi data.
Penyebab kecelakaan masih belum diketahui, meskipun para ahli mempertanyakan pengaturan flap sayap, performa mesin, serta mengapa roda pendaratan belum ditarik — yang lazim dilakukan sesaat setelah lepas landas.
Meski belum mengumumkan temuan besar yang dapat menjelaskan penyebab kecelakaan, DGCA menyatakan ada sejumlah kekhawatiran terkait masalah perawatan yang belakangan dilaporkan oleh Air India.
DGCA merekomendasikan agar Air India memperkuat koordinasi antara divisi teknik, operasi, dan penanganan darat, serta memastikan ketersediaan suku cadang demi meminimalisasi keterlambatan penumpang dan “mematuhi regulasi secara ketat,” demikian menurut pernyataan resmi.
Inspeksi yang dilakukan meliputi sistem bahan bakar, sirkulasi udara kabin, kontrol mesin, dan sistem hidrolik, menyusul indikasi bahwa pesawat Air India tersebut kehilangan daya dorong saat tinggal landas.
(bbn)




























