Ia menyebut sejumlah fasilitas vital, termasuk kawasan sipil, pusat energi, hingga situs nuklir Iran menjadi sasaran. Serangan tersebut, kata dia, menewaskan warga sipil, ilmuwan, profesor, komandan militer, perempuan, dan anak-anak.
“Israel memperluas serangannya dengan menargetkan infrastruktur ekonomi dan publik seperti kilang minyak dan pusat distribusi produk minyak,” ucapnya.
Boroujerdi juga mengungkapkan bahwa agresi Israel dilakukan di tengah proses negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, sehingga melanjutkan dialog tersebut kini dinilainya tidak lagi rasional.
“Kelanjutan negosiasi nuklir tidak lagi memiliki pembenaran rasional, dan pihak yang bertanggung jawab atas penghentian negosiasi ini adalah rezim yang memaksakan perang agresif kepada Iran,” tegasnya.
Iran: Serangan Kami Adalah Aksi Bela Diri
Dubes Iran menekankan bahwa serangan rudal yang dilakukan Iran dalam beberapa hari terakhir merupakan bentuk pembalasan terhadap agresi Israel. Iran, kata dia, bertindak dalam kerangka bela diri dan mempertahankan kedaulatan nasional.
“Kami hanya melakukan aksi bela diri terhadap apa yang dihadapi oleh negara kami,” ujarnya.
Ia kembali menuding Israel sebagai aktor destruktif yang selama ini menjadi sumber konflik berkepanjangan di kawasan.
“Rezim pengecut ini harus dikeluarkan dari berbagai lembaga internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Boroujerdi, mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan lebih tegas.
(rtd/del)