“Kami bekerja keras untuk menepati janji menghindari pemadaman listrik, tetapi tentu saja apa yang terjadi kemarin berdampak langsung terhadap sebagian besar pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik,” kata Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada hari Sabtu.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi listrik karena “sangat penting untuk menghindari pemadaman listrik musim panas ini.”
Selain mengurangi pasokan gas, pemerintah juga menghentikan aliran minyak bakar dan solar ke beberapa industri lain selama dua minggu mulai hari Sabtu, guna mengalokasikan sekitar 9.000 ton solar per hari untuk pembangkit listrik hingga pasokan gas alam cair (LNG) impor kembali tersedia, menurut sumber yang mengetahui langsung situasi tersebut.
Mesir mengalami defisit gas sekitar 3,5 miliar meter kubik per hari, dengan Israel menyumbang sekitar 800 juta hingga 1 miliar meter kubik untuk menutupi kekurangan tersebut, kata salah satu sumber. Sisanya dipenuhi melalui impor LNG, di mana Mesir baru-baru ini menandatangani kesepakatan besar dengan berbagai perusahaan untuk pasokan selama sekitar dua tahun ke depan.
Negara ini juga telah merencanakan penambahan beberapa unit terapung untuk mengimpor bahan bakar dan tengah menjajaki kontrak pasokan gas jangka panjang dengan Qatar.
“Masalah utama bagi Kairo adalah bahwa negara ini telah menjadi pengimpor gas bersih, dan hal ini kecil kemungkinan berubah dalam jangka pendek — yang berarti gas Israel kini menjadi bagian dari campuran energi domestiknya,” ujar Riccardo Fabiani, direktur proyek untuk Afrika Utara di International Crisis Group yang berbasis di Brussels.
Ancaman kekurangan pasokan kembali muncul tepat ketika permintaan musim panas meningkat. Suhu di Kairo diperkirakan bisa mencapai 38°C dalam pekan mendatang. Kementerian Kesehatan pada hari Sabtu mengeluarkan pedoman, termasuk menghindari sinar matahari pada jam-jam puncak, untuk melindungi warga.
Menurut Goldman Sachs Group Inc., tagihan impor energi bersih Mesir meningkat lebih dari dua kali lipat tahun lalu menjadi $11,3 miliar. Kenaikan ini berkontribusi terhadap defisit transaksi berjalan yang membengkak menjadi 6,2% dari produk domestik bruto (PDB), dari sebelumnya 3,2%.
Tagihan energi Mesir selama musim panas diperkirakan akan naik menjadi sekitar $3 miliar per bulan mulai Juli, dari sekitar $2 miliar tahun lalu, menurut seseorang yang mengetahui langsung situasi tersebut pada Mei lalu.
Produksi gas alam Mesir saat ini diperkirakan sekitar 4,2 miliar kaki kubik per hari. Sementara permintaan domestik mencapai sekitar 6,2 miliar kaki kubik per hari, dan biasanya meningkat hingga 7 miliar per hari selama bulan-bulan musim panas seiring meningkatnya kebutuhan listrik, terutama untuk pendingin udara.
“Otoritas Mesir sedang berusaha mendorong eksplorasi dan meningkatkan produksi dengan mendorong keterlibatan perusahaan asing, tetapi upaya ini bersifat kompleks, hasilnya tidak pasti, dan dampaknya baru akan terlihat dalam jangka panjang,” kata Fabiani.
(bbn)
































