Logo Bloomberg Technoz

The Fed Waspadai Inflasi Usai Serangan Israel ke Iran

News
14 June 2025 15:00

Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell. (Bloomberg)
Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell. (Bloomberg)

Michael Sasso - Bloomberg News

Bloomberg, Serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran berisiko menunda rencana pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), karena bank sentral AS itu kini menunggu untuk menilai potens idampak terhadap inflasi, menurut sejumlah ekonom.

Harga minyak melonjak pada Jumat (14/6/2025) setelah serangan tersebut, mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir seiring kekhawatiran pasar atas potensi gangguan signifikan pada pasokan global. Kenaikan ini dapat menambah tekanan inflasi yang sudah meningkat, terutama setelah kebijakan tarif Donald Trump terhadap mitra dagang utama AS. Hal ini dinilai bisa membuat The Fed menahan diri untuk tidak mengambil langkah besar dalam waktu dekat, kata Joseph Brusuelas, Kepala Ekonom di RSM US LLP.


“Saya pikir situasi ini membuat The Fed kemungkinan besar akan menahan suku bunga setidaknya hingga pertemuan bulan Desember, sampai mereka memiliki gambaran yang memadai tentang dinamika inflasi domestik,” ujar Brusuelas.

Dalam sebuah catatan yang dirilis Jumat, ekonom Bloomberg, Anna Wong dan Tom Orlik, memperkirakan jika harga minyak naik hingga mencapai US$100 per barel, maka harga rata-rata seluruh jenis bensin di AS akan melonjak sekitar 17%—dari US$3,25 menjadi US$4,20 per galon. Kenaikan ini, menurut mereka, akan mendorong laju inflasi tahunan menjadi 3,2% pada bulan Juni.