Logo Bloomberg Technoz

Beberapa contoh proyek investasi pada entitas terafiliasi, salah satunya seperti PT Jakarta River City. WIKA memiliki 48,99% atas saham perusahaan yang juga dimiliki oleh PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) ini.

Kemudian, ada juga PT PP Semarang Demak, di mana WIKA memiliki 25% saham. PT Semarang Demak bergerak di bidang pembangunan dan pengusahaan jalan tol.

Sedangkan contoh investasi pada ventura bersama adalah proyek perluasan Gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. WIKA memiliki 50% saham proyek ini, dan sisanya menjadi milik PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan Hyundai.

Kedua investasi, baik pada entitas asosiasi maupun ventura bersama, merupakan aset tidak lancar mengingat prosesnya yang panjang jika dilakukan divestasi. Nilai aset proyek investasi yang mencapai lebih dari Rp14 triliun ini jauh di bawah utang bank maupun obligasi.

Hingga akhir Maret tahun ini, total pinjaman jangka menengah hingga panjang WIKA mencapai Rp6,44 triliun. Sedang utang obligasi dan sukuk mudharabah mencapai Rp17,29 triliun.


Ada Mismatch

Masalah bisa mereda atau bahkan tuntas jika ada aset proyek yang terjual. Minimal, proyek yang telah rampung mampu memberikan imbal hasil atau return yang lebih baik sehingga ketersediaan kas perusahaan untuk melunasi kewajibannya tetap terjaga.

Namun, hal tersebut belum bisa terjadi. Pada WIKA misalnya.

Akhir pekan lalu, Jumat (26/5/2023), WIKA mengajukan standstill yang merupakan bagian dari restrukturisasi utang kepada para kreditur. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki struktur keuangan WIKA.

"Terlebih, ada mismatch pinjaman untuk pendanaan investasi jangka panjang, yang saat ini belum dapat memberikan return bagi perusahaan," ujarnya.

Kondisi tersebut, lanjut Mahendra, membuat beban atas pendanaan meningkat. Imbasnya, laba bersih tertekan.

Selain itu, kebutuhan akan pengajuan standstill ini juga terjadi dikarenakan adanya tekanan pandemi Covid-19 terhadap para klien WIKA. Terjadi gangguan pembayaran, sehingga mengacaukan kapasitas pengembalian pinjaman.

Di waktu yang berbeda, Mahendra mengatakan, proses pengajuan restrukturisasi saat ini masih berjalan. "Tunggu finanya terlebih dahulu," imbuhnya.

Yang terang, WIKA tengah memohon restrukturisasi berupa penundaan pokok dan bunga pinjaman.

Kinerja Keuangan Melemah

WIKA mencatat kerugian bersih Rp521,25 miliar pada kuartal I-2023. Padahal, emiten pelat merah ini masih membukukan laba bersih Rp 1,33 miliar di periode yang sama tahun lalu.

WIKA mengalami kerugian justru ketika pendapatan bersihnya tumbuh 37,34% secara tahunan dari Rp 3,16 triliun menjadi Rp 4,34 triliun.

Hanya saja, pada saat yang sama sejumlah pos beban WIKA melompat lebih tinggi. Beban pokok pendapatan WIKA naik 43,57% menjadi Rp 4,02 triliun. Kemudian beban usaha WIKA meroket 200,43% menjadi Rp 236,80 miliar.

Laba WIKA semakin tergerus dengan kenaikan pos beban lainnya. Terutama beban dari pendanaan yang membengkak 101,34% menjadi Rp 507,44 miliar.

(dhf)

No more pages