Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan penyuntikan dana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) ke dua megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik di RI tetap akan dilakukan melalui Indonesia Battery Corporation (IBC).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan pendanaan tersebut nantinya tidak akan disuntikkan langsung dari Danantara untuk Proyek Dragon dan Titan, tetapi melalui IBC.

“Ini kan penugasan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini kan adalah IBC. Jadi dia ini Danantara akan memasukkan untuk pembiayaan untuk IBC, jadi bukan langsung Danantara, tetapi mekanismenya masih lewat IBC,” ujarnya ditemui di sela agenda Human Capital Summit 2025, Selasa (3/6/2025).

Yuliot belum bisa mendetailkan berapa tepatnya nilai investasi yang akan disuntikkan Danantara di Proyek Dragon dan Titan lantaran sampai saat ini pemerintah masih mengevaluasi berapa kebutuhan dana oleh IBC. 

Baterai CATL./dok. Bloomberg

Pemerintah belum lama ini mengumumkan Danantara resmi bakal terlibat dalam proyek ekosistem baterai kendaraan listrik yang digarap IBC bersama Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) alias Proyek Dragon, dan bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co (Huayou) alias Proyek Titan.

Alhamdullilah Danantara juga masuk. Tadinya diambil oleh IBC, tetapi sudah diinjeksi oleh Danantara dan pemegang saham hulu di mining-nya 51% oleh Antam, Danantara juga,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di kompleks Istana Negara, usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, Kamis (22/5/2025) petang.

Bahlil menambahkan pemerintah menginginkan porsi saham pemerintah yang diwakili oleh IBC di lini hilir kedua proyek ekosistem baterai tersebut juga ditingkatkan melalui keterlibatan Danantara. 

Proyek baterai IBC bersama CATL bernilai investasi US$6 miliar (sekitar Rp98 triliun) yang terintegrasi hulu—hilir, mulai dari lini pertambangan, smelter hidrometalurgi atau high pressure acid leach (HPAL), pabrik prekursor, katoda, sel baterai, hingga daur ulang baterai.

Pemerintah mengeklaim Proyek Dragon merupakan proyek ekosistem baterai terintegrasi pertama di dunia yang sudah digagas sejak 2022.

Adapun, Proyek Titan yang diambil alih oleh Huayou dari LG Energy Solution Ltd (LGES) memiliki niliai investasi mencapai US$9,8 miliar (sekitar Rp145,43). Sama seperti Proyek Dragon, proyek ini juga dikonsepkan sebagai ekosistem baterai terintegrasi.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani juga menyebut pemerintah sudah melakukan pertemuan bersama dengan perwakilan CATL dan Huayou guna membahas keterlibatan Danantara di kedua proyek baterai tersebut.

“Kalau dahulu mungkin ada kendala pendanaan, tetapi sejak ada Danantara ini pendanaan ini kita yang membantu, karena kita melihat proyek ini memang sangat-sangat baik dari sisi return-nya,” ujar Rosan, yang juga merupakan Kepala BPI Danantara.

Selain prospektif secara bisnis, Rosan menyebut proyek baterai yang disokong Danantara juga prospektif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang; terutama di bidang hilirisasi nikel yang merupakan keunggulan kompetitif Indonesia.

Dia juga mengatakan proyek baterai bersama CATL tersebut nantinya akan berkonsep ‘green package’, yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan dari tingkat hulu hingga hilirnya.

(wdh)

No more pages