Logo Bloomberg Technoz

Stok Beras Melimpah tapi Harga Naik, Mentan Sebut Ada Permainan

Sultan Ibnu Affan
03 June 2025 09:50

Mentan Andi Amran Sulaiman bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Senin (14/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Mentan Andi Amran Sulaiman bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Senin (14/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turut angkat bicara soal penyebab harga beras tetap terus mengalami kenaikan, meski cadangan dalam negeri tercatat sangat berlimpah.

Amran mensinyalir hal tersebut disebabkan oleh adanya permainan dari distribusi penyaluran beras yang dilakukan oleh distributor menengah (middle-man), mengonfirmasi pertanyaan wartawan.

"Harga grosir turun, tapi di hilir naikkan sedikit. Ngerti nggak apa maksudnya? Kalau [harga] di petani turun, di grosir turun, ditingkat eceran [naik], menurun ada apa?" ujarnya di Istana Kepresiden Jakarta, dikutip Selasa (3/6/2025).

Amran pun membenarkan ketika ditanyai penyebab anomali tersebut lantaran adanya permainan. "[Ada permainan?]. Ah itu jawabannya. [Tidak apa-apa], tulis saja," lanjutnya menegaskan.

Merespons hal tersebut, Amran pun mengatakan pemerintah tengah memperbaiki proses distribusi itu. Itu dilakukan salah satunya dengan gagasan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Program tersebut, kata dia, salah satunya juga ditujukan untuk memutus rantai pasok distribusi pangan, termasuk beras ke seluruh wilayah pelosok yang sebelumnya sangat panjang dan berbelit, yang juga turut memicu permainan.

"Jadi [penyebab kenaikan harga beras] itu middle-man nya [yang bermasalah]. Ke depan, itu salah satu fungsi Kopdes Merah Putih, memotong rantai pasok, dari yang sebelumnya 8 kita hitung, akan menjadi 3," tutur dia.

"Dari produsen, lalu ke Koperasi, dan langsung ke [masyarakat]."

Badan Pusat Statistik sebelumnya melaporkan harga beras di tingkat penggilingan, grosir dan eceran kompak mencatatkan kenaikan pada periode Januari hingga April 2025 secara tahunan.

Harga beras di tingkat penggilingan misalnya mencatatkan kenaikan sebesar 2,37% secara year-on-year (yoy) apabila dibandingkan dengan April 2024. Meski demikian, apabila dilihat secara month-to-month (mtm), harga beras penggilingan mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,01%.

“Kalau kita lihat secara kualitas beras di penggilingan, beras premium turun 3,05% secara mtm dan naik 0,01 % secara yoy,  beras medium naik 0,17% secara mtm, naik 4,18% secara yoy” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin kemarin.

Sementara itu, lanjut dia, harga beras di tingkat grosir juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,05% secara mtm dan 2,07% secara yoy. Untuk beras yang ada di tingkat eceran, terjadi inflasi sebesar 0,2% mtm dan 2,46% secara yoy. 

Per Akhir Mei lalu, Kementan juga melaporkan cadangan beras dalam negeri pemerintah (CBP) telah tercatat mencapai sebanyak 4 juta ton, sekaligus menjadi rekor terbanyak sepanjang sejarah sejak 1969 silam.

"Alhamdulillah sejarah baru ditorehkan," ujar Presiden Prabowo Subianto melalui akun resmi instagramnya.