Logo Bloomberg Technoz

Sejalan dengan hal tersebut, Luhut mengungkapkan, potensi ekspor nikel Indonesia bisa menembus US$1,3 miliar, usai pertemuannya dengan UN Comtrade. Namun, Dia mengatakan banyak negara maju tidak menghendaki pertumbuhan negara-negara berkembang. 

"Satu kesimpulan saya tarik selama saya 10 tahun lebih, menjadi apa namanya main goal dalam pemerintah yang lalu. Tidak akan pernah negara maju itu ingin negara berkembang menjadi negara maju. Atau negara high income country aja nggak akan. Dia mau tetap kita tetap budaknya kalau saya katakan ini. Kenapa? Mereka marah-marah misalnya kita tadi baru ada apa namanya dari data pesaing tadi dari UN ya. UN Comtrade di Jakarta, datang [bicara] mengenai critical mineral."

"Saya sampaikan media 'remember 10 years ago, our export until upper nickel ore is only US$1.3 billion.' Tapi last year, our export setelah downstreaming, itu sudah hampir US$36 miliar, dan pada tahun 2040-2045, saya kira dengan downstreaming ke bawah terus sampai di ujung hilirnya, kita bisa mungkin sampai US$450 miliar," jelas Luhut. 

Pada kesempatan tersebut, Luhut menyebut pengembangan kecerdasan buatan sebagai kebutuhan strategis, bukan lagi pilihan. Ia mendorong agar Indonesia membangun ekosistem AI nasional dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi.

Salah satu transformasi digital juga akan diterapkan dalam program bantuan sosial (bansos) yang akan mengadopsi sistem digital dan teknologi pengenalan wajah. Dengan sistem ini, Luhut mengklaim, pemerintah dapat menghemat hingga Rp100 triliun dari kebocoran data dan ketidaktepatan sasaran.

"Nanti yang menerima atau tidak menerima bisa dari face recognition. Dengan begitu akan menghemat Rp 100 triliun. Jadi dengan digitalisasi kita akan menghemat banyak sekali nanti dana-dana ke depan," ujar Luhut. 

Luhut juga mengklaim bahwa Presiden Prabowo Subianto mengetahui rencana penyaluran Bansos dengan pengadopsian teknologi yang bakal diimplementasikan pada Agustus mendatang. 

"Presiden pengen ini diluncurkan pada bulan Agustus tentu itu untuk menyelesaikannya semua masih butuh beberapa waktu lagi ke depan. Tapi kita sudah mulai," terangnya. 

Luhut juga menekankan pentingnya membangun generasi muda yang kreatif dan berintegritas. Ia mencontohkan sejumlah inovasi yang dilakukan anak-anak muda Indonesia, seperti pengembangan komputer yang dapat membaca 700 bahasa daerah dan sistem pembelajaran matematika berbasis permainan tradisional.

"Kita mau nggak bikin Indonesia hebat? Tergantung kita semua. Saya bilang government technology innovative ini juga penting menurut saya dan kemudian public infrastructure dilengkapi AI. Kunci percepatan ini sekarang sedang berjalan," tegasnya. 

(prc/wep)

No more pages