Sebagian besar teknologi di sekitar sistem ini masih belum terbukti, terutama rencana pencegat berbasis ruang angkasa untuk menjatuhkan rudal balistik yang datang.
Selama beberapa tahun terakhir, Korut mencoba menambahkan rudal balistik antarbenua berhulu ledak ganda ke dalam gudang persenjataannya. Langkah ini akan meningkatkan peluang setidaknya satu senjata nuklir berhasil melewati pencegat dan mencapai targetnya.
Tahun lalu, Korut mengklaim berhasil melakukan uji coba sistem rudal berhulu ledak ganda. Militer Korea Selatan menuduh Korut menggunakan "tipu daya dan pernyataan berlebihan" untuk menutupi rudal yang meledak pada tahap awal penerbangan.
Korut bergabung dengan China mengkritik rencana Golden Dome AS. Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan rencana tersebut "melanggar prinsip penggunaan ruang angkasa secara damai," serta menyebut rencana itu akan mencetus perlombaan senjata.
Beijing telah menjadi donatur terbesar Pyongyang selama beberapa dekade, memasok bantuan yang telah menopang ekonomi yang sangat terhambat oleh sanksi internasional atas program nuklir Korut.
Bulan lalu, Trump mengatakan ia berencana untuk menghubungi Korut "pada suatu saat" dan menegaskan kembali bahwa ia memiliki "hubungan yang sangat baik" dengan pemimpin Kim Jong Un.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump mengumumkan penangguhan atau pengurangan beberapa latihan militer AS-Korsel setelah memulai pembicaraan tatap muka dengan Kim. Meski diskusi-diskusi tersebut akhirnya gagal, Trump menunjukkan kesediaannya untuk mengadakan pembicaraan baru selama masa jabatan keduanya.
(bbn)

































