Surplus Jepang mencapai ¥29,4 triliun menurut Kementerian Keuangan, setara dengan sekitar €180 miliar. Tahun lalu nilai tukar euro terhadap yen naik sekitar 5%, membesarkan peningkatan aset Jerman dibandingkan Jepang dalam mata uang yen.
Bagi Jepang, yen yang melemah berkontribusi pada peningkatan aset dan liabilitas asing, tetapi aset tumbuh lebih cepat, sebagian didorong oleh perluasan investasi bisnis di luar negeri.
Menurut kementerian tersebut, data ini secara umum mencerminkan tren yang lebih luas dalam investasi langsung asing (FDI). Pada tahun 2024, perusahaan-perusahaan Jepang mempertahankan minat yang kuat terhadap FDI, terutama di AS dan Inggris. Sektor-sektor seperti keuangan, asuransi, dan ritel menarik modal yang signifikan dari investor Jepang.
Ke depannya, arus investasi keluar mungkin bergantung pada apakah perusahaan-perusahaan Jepang terus memperluas pengeluaran mereka di luar negeri, khususnya di AS.
Dengan berlakunya kebijakan tarif Presiden Donald Trump, beberapa perusahaan mungkin akan mendapat insentif untuk merelokasi produksi atau mentransfer aset ke AS guna mengurangi risiko perdagangan.
(bbn)































