Logo Bloomberg Technoz

Penurunan tajam sebelumnya di pasar obligasi mencerminkan kekhawatiran terhadap meningkatnya utang nasional AS. Kekhawatiran itu semakin dalam setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat kredit negara tersebut dari status tertinggi. Para investor khawatir bahwa undang-undang pajak yang menjadi andalan Presiden Donald Trump dan baru saja disahkan DPR akan semakin membebani defisit anggaran negara.

“Meski ketidakmampuan untuk memangkas defisit tidak secara langsung menyebabkan gagal bayar, defisit besar tetap mengindikasikan suplai obligasi yang meningkat, dan pada akhirnya bisa menimbulkan inflasi jika utang dimonetisasi untuk menghindari default,” ujar Thierry Wizman dari Macquarie. “Dalam kondisi seperti ini, instrumen pendapatan tetap menjadi kurang menarik sebagai investasi jangka panjang.”

Pemulihan pasar obligasi pada Kamis turut didukung oleh data ekonomi. Aktivitas bisnis dan ekspektasi output AS menunjukkan perbaikan seiring meredanya kecemasan terkait perdagangan, meski tekanan harga masih terus meningkat. Klaim pengangguran awal (turun ke level terendah dalam empat minggu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih solid. Namun, penjualan rumah lama justru turun di luar perkiraan.

“Data ekonomi ‘keras’ belum menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang tertekan,” kata Don Rissmiller dari Strategas. “Sebagian aktivitas ekonomi tampaknya ditarik ke depan sebelum tarif diberlakukan. Dampaknya akan terasa mulai sekarang, dan sinyal dari pasar obligasi kepada politisi akan menambah tekanan bagi sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga seiring negosiasi anggaran berjalan sepanjang musim panas.”

Di Asia, sejumlah data ekonomi penting dijadwalkan rilis, termasuk inflasi Jepang dan Singapura, serta data produksi industri Taiwan.

Sementara itu, Deputi Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bank sentral bisa mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua 2025, jika tarif perdagangan yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap mitra dagang AS bisa diturunkan ke kisaran 10%.

“Jika tarif bisa ditekan ke sekitar 10% dan semuanya disepakati dan selesai sekitar Juli, maka kita berada dalam posisi yang cukup baik untuk paruh kedua tahun ini,” ujar Waller dalam wawancara di Fox Business, Kamis.

Di sisi lain, Mahkamah Agung AS memutuskan untuk melindungi independensi bank sentral dari upaya Donald Trump untuk memberhentikan pejabat tinggi lembaga federal independen, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell. Putusan ini diyakini akan meredakan kekhawatiran atas potensi campur tangan politik terhadap bank sentral.

Di pasar komoditas, harga emas stabil pada Jumat pagi di level sekitar US$3.294 per ons di perdagangan Asia, setelah mengalami penurunan pada sesi sebelumnya. Harga minyak turun untuk hari ketiga berturut-turut seiring meningkatnya stok minyak AS dan pembahasan di antara anggota OPEC+ terkait potensi kenaikan produksi besar-besaran. Sementara itu, Bitcoin diperdagangkan mendekati rekor tertingginya setelah pada Kamis menembus US$111.000 untuk pertama kalinya.

(bbn)

No more pages