Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka stabil dengan pelemahan tipis 0,05% pada perdagangan di pasar spot, Kamis pagi ini, di tengah sentimen pasar global yang cenderung lebih kalem karena para investor memilih berhati-hati.
Rupiah spot membuka perdagangan di level Rp16.558/US$, menjadi mata uang Asia dengan pelemahan terbanyak keempat setelah baht yang melemah paling dalam 0,56%, lalu yuan Tiongkok 0,11%, ringgit 0,10% lalu rupiah 0,05%. Disusul juga oleh yuan offshore yang juga melemah tipis 0,05% dan dolar Hong Kong 0,02%.
Sementara sebagian mata uang Asia lain masih menguat dipimpin oleh dolar Taiwan yang naik 0,31%, lalu yen 0,29%, dolar Singapura 0,2%, peso 0,06% dan won 0,03%. Indeks dolar AS masih bergerak stagnan di zona merah, turun ke 100,86.
Sedikit terkikis nilai rupiah pagi ini di pasar spot berlangsung ketika indeks saham akhirnya menembus level psikologis di 7.000. IHSG dibuka menguat 0,33% dan selanjutnya makin menguat di 7.026,11.
Di pasar surat utang negara pagi ini, semua tenor terlihat naik sedikit imbal hasilnya, mencerminkan tekanan jual yang menurunkan harga surat utang.
Data OTC Bloomberg pagi ini menunjukkan, tenor 2Y tergerus 0,2 bps, sedangkan tenor 5Y juga turun 0,7 bps. Begitu juga tenor 10Y yang naik yield-nya 0,5 bps.
Kenaikan yield terbesar dicatat oleh tenor 12Y yang kin menyentuh 6,936%, naik 3,2 bps pagi ini.
Secara teknikal nilai rupiah memiliki support terdekat di Rp16.580/US$ sampai dengan Rp16.600/US$. Level support kuat rupiah ada di Rp16.650/US$.
Sementara trendline sebelumnya pada time frame daily menjadi resistance terdekat potensial pada level Rp16.510/US$. Kemudian, target penguatan lanjutan untuk kembali ke atas level Rp16.500/US$.
Apabila terjadi penguatan optimis di Rp16.480/US$ hingga Rp16.450/US$ dalam tren jangka pendek (short-term), maka rupiah berpotensi terus menguat dan uji resistance baru hingga Rp16.370/US$.

Sebaliknya, selama nantinya nilai rupiah bertengger di atas Rp16.700/US$ usai pelemahan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah hingga Rp16.800/US$ menyusul tekanan sebelumnya.
(rui)