Kabar terbaru, Tiongkok menurunkan tarif untuk barang-barang AS menjadi 10% dari 125% selama 90 hari. Pada saat yang sama, AS menurunkan tarif ke Tiongkok dari 145% menjadi 30% selama 90 hari juga.
Kemajuan pembicaraan antara dua seteru utama itu memicu kembalinya selera berinvestasi para pemilik modal, dengan keberanian mengambil risiko naik lagi.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan akan menggelar taklimat media di Jenewa pada hari ini pukul 9 pagi waktu setempat. Bessent diperkirakan akan menjelaskan lebih detil hasil pembicaraan selama dua hari dengan Tiongkok.
Perwakilan Kementerian Perdagangan AS Jamieson Greer bicara setelah negosiasi pada para jurnalis. Ia mengatakan, perbedaan tidak sebesar yang mungkin dipikirkan, menunjuk pada dua negara.
Para pejabat Tiongkok juga menyuarakan pesan yang sama dalam konferensi pers terpisah pada hari Ahad lalu dengan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut menghasilkan 'perkembangan berkelanjutan yang baik' bagi hubungan AS-China.
Selain Tiongkok, negosiasi juga berlangsung antara AS dengan India dan Jepang untuk penurunan tarif.
Perkembangan terbaru itu membuat risk-on kembali menyala hingga menaikkan pamor saham serta menjatuhkan harga aset safe haven seperti emas. Indeks dolar AS pagi tadi dibuka menguat 0,35% dan sampai siang ini masih bertahan lebih kuat di kisaran 100,58.
Valuta Asia sebaliknya bergerak variatif sampai siang ini. Yen melemah setelah pagi tadi menguat. Won juga melemah bersama dolar Hong Kong dan dolar Singapura.
Adapun yuan offshore, dolar Taiwan serta yuan Tiongkok kesemuanya menguat terhadap dolar AS.
Sementara itu, rupiah offshore bergerak menguat di kisaran Rp16.542/US$ setelah dibuka menguat juga pagi tadi di tengah sentimen pasar yang cenderung menguntungkan emerging asset.
(rui)
























