Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretari Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai pemimpin baru Umat Katolik Dunia dengan nama Paus Leo XIV. Dia pun mengatakan, pemerintah menyambut positif kepemimpinan pengganti Paus Fransikus yang wafat April lalu tersebut.

“Pertama begini nanti tentu beliau [Presiden Prabowo] akan memberikan apa namanya keterangan secara secara langsung tetapi kalau boleh saya mewakili presiden, mewakili pemerintah tentunya kita mengucapkan selamat atas terpilihnya Paus Leo ke-14 untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat beberapa waktu yang lalu,” kata Prasetyo kepada awak media, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (09/05/2025).

“Salah satu yang menurut saya menjadi penting terhadap terpilihnya Paus Leo adalah pesan beliau, yaitu tentang perdamaian dan keadilan sosial.”

Menurut dia, semangat dalam pesan tersebut juga bisa mengingatkan masyarakat Indonesia agar juga terus menjaga sila ke-2 Pancasila yaitu persatuan. Dia menilai, pesan Paus Leo XIV mengingatkan kembali tentang pentingnya persatuan di tengah segala macam gejolak saat ini.

“Nah kita sebagai orang Indonesia mesti tidak boleh tidak hafal, tidak boleh tidak mengayati sila kedua dari Pancasila kita,” kata Prasetyo.

Robert Prevost, 69 tahun, mengukir sejarah dengan terpilih sebagai paus pertama dari Amerika Serikat (AS) pada Kamis (8/5/2025) waktu Vatikan. Prevost diangkat menjadi penghuni takhta Santo Petrus yang ke-267, dan memilih menggunakan nama Paus Leo XIV.

Meski menjadi orang AS pertama yang menduduki jabatan paus, ia dianggap sebagai kardinal dari Amerika Latin. Pasalnya, ia merupakan warga negara Peru dan tinggal selama bertahun-tahun di sana, pertama sebagai misionaris dan kemudian menjadi uskup.

Paus Leo XIV dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Paus Fransiskus di Gereja Katolik. Dia diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang imigran, kaum miskin, dan lingkungan.

Mengenai latar belakang pribadinya, Prevost mengatakan kepada jaringan televisi Italia, RAI, sebelum konklaf digelar bahwa ia tumbuh besar dalam keluarga imigran.

"Saya lahir di Amerika Serikat. Namun, kakek-nenek saya semuanya imigran, Prancis, Spanyol. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sangat Katolik, kedua orang tua saya sangat terlibat dalam paroki," bebernya.

Vatikan sendiri menyebutnya sebagai paus kedua dari Amerika, setelah Paus Fransiskus, dan juga sebagai paus Augustinian pertama. Prevost pernah mengatakan, ia pindah ke Peru saat berusia 30 tahun sebagai bagian dari misi Ordo Agustinian.

(azr/frg)

No more pages