"Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lembut, tetapi selalu berani yang memberkati kita," katanya. "Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama," ujarnya yang diikuti dengan suara sorak-sorai banyak orang.
Kelahiran & Karier
Lahir di Chicago pada tahun 1955, dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia, Prevost bergabung dengan Ordo St. Augustine pada tahun 1977. Di tahun yang sama, ia berkuliah di Universitas Villanova dekat Philadelphia, tempat ia meraih gelar Sarjana Sains.
Dia lalu memperoleh gelar Magister Divinitas dari Catholic Theological Union di Chicago pada tahun 1982, dan menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta. Walau pindah ke Peru tiga tahun kemudian, ia kembali secara berkala ke AS untuk melayani umat sebagai pendeta dan kepala biara di kota asalnya.
Diketahui, Paus Leo XIV menghabiskan sekitar 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di Peru barat laut.
Pada 2014, setahun setelah Paus Fransiskus mulai memimpin Gereja Katolik tahun 2013, Leo XIV diangkat sebagai Uskup Chiclayo di Peru. Lalu tahun 2015, ia memperoleh kewarganegaraan Peru.
Paus Fransiskus kemudian membawanya ke Vatikan, Roma pada tahun 2023 sebagai Ketua Komisi Kepausan untuk Amerika Latin dan prefek Dikasteri untuk Para Uskup, yang bertugas mengawasi pemilihan para uskup dari seluruh dunia, salah satu peran paling penting di Gereja Katolik.
Pada waktu yang sama, Januari 2023, Leo XIV menjadi uskup agung dan beberapa bulan kemudian diangkat sebagai kardinal oleh Fransiskus, paus Amerika Latin pertama dalam sejarah yang wafat bulan lalu.
Sejak tiba di Roma, Leo XIV tidak banyak tampil di depan publik, tetapi dikenal baik oleh orang-orang penting.
Secara signifikan, ia memimpin salah satu reformasi paling revolusioner yang dilakukan Fransiskus, dengan menambahkan tiga perempuan ke dalam komisi pemungutan suara yang memutuskan nominasi uskup mana yang akan diajukan kepada paus. Pada awal 2025, Fransiskus kembali mengangkatnya ke dalam jajaran kardinal paling senior.
Pandangan Paus Leo XIV
Paus Leo XIV dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Paus Fransiskus di Gereja Katolik. Dia diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang imigran, kaum miskin, dan lingkungan.
Mengenai latar belakang pribadinya, Prevost mengatakan kepada jaringan televisi Italia, RAI, sebelum konklaf digelar bahwa ia tumbuh besar dalam keluarga imigran.
"Saya lahir di Amerika Serikat. Namun, kakek-nenek saya semuanya imigran, Prancis, Spanyol. Saya dibesarkan dalam keluarga yang sangat Katolik, kedua orang tua saya sangat terlibat dalam paroki," bebernya.
Vatikan sendiri menyebutnya sebagai paus kedua dari Amerika, setelah Paus Fransiskus, dan juga sebagai paus Augustinian pertama. Prevost pernah mengatakan, ia pindah ke Peru saat berusia 30 tahun sebagai bagian dari misi Ordo Agustinian.
Selama di Peru, ia tidak luput dari skandal pelecehan seksual yang telah menyelimuti Gereja. Namun, keuskupannya dengan tegas membantah ia terlibat dalam upaya menutup-nutupi apa pun.
Sebelum konklaf, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan, selama pertemuan College of Cardinals pada hari-hari sebelum konklaf, mereka menekankan perlunya seorang paus dengan "semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri, tetapi tahu bagaimana cara keluar dan membawa cahaya ke dunia yang ditandai dengan keputusasaan."
Menurut para ahli, dengan memilih nama Leo, Prevost sudah menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu sosial yang dinamis.
Mantan Uskup Agung Boston Seán Patrick O'Malley menulis di blognya bahwa paus baru itu "memilih nama yang secara luas berkaitan dengan warisan keadilan sosial Paus Leo XIII, yang menjadi paus pada masa pergolakan besar di dunia, masa revolusi industri, awal Marxisme, dan imigrasi yang meluas."

Berbicara tahun lalu tentang perubahan iklim, Prevost mengatakan bahwa sudah saatnya untuk beralih "dari kata-kata ke tindakan." "Penguasaan atas alam tidak boleh menjadi tirani," tutur Prevost. Ia menyerukan umat manusia untuk membangun "hubungan timbal balik" dengan lingkungan.
Ia juga berbicara tentang komitmen Vatikan terhadap lingkungan, menyinggung pemasangan panel surya di Roma dan adopsi kendaraan listrik.
Ia mendukung keputusan Paus Fransiskus yang untuk pertama kalinya mengizinkan perempuan bergabung dalam Dikasteri untuk Para Uskup, dengan memberi mereka masukan tentang pengangkatan para uskup.
"Dalam beberapa kesempatan kami melihat sudut pandang mereka [perempuan] memperkaya [putusan Gereja]," ujarnya kepada Vatikan News pada tahun 2023.
Tahun lalu, ia bahkan mengatakan kepada Catholic News Service bahwa kehadiran perempuan "berkontribusi secara signifikan pada proses penilikan dalam mencari siapa yang kita harapkan sebagai kandidat terbaik untuk melayani Gereja dalam pelayanan uskup."
Seperti diberitakan Associated Press, paus baru ini memiliki keunggulan dalam konklaf yang tidak dimiliki oleh beberapa kardinal lain.
Leo XIV dua kali terpilih sebagai pemimpin umum sebelumnya, atau pemimpin tertinggi, dari kaum Agustinian, ordo keagamaan abad ke-13 yang didirikan oleh Santo Agustinus.
Lantaran 80% kardinal yang ikut serta dalam konklaf ditunjuk oleh Fransiskus, tidak mengherankan jika seseorang seperti Prevost terpilih, meski ia belum lama ditunjuk sebagai kardinal.
Pemilihan paus kelahiran AS ini disebut bisa berdampak besar pada masa depan Gereja Katolik, yang terbelah tajam antara kaum konservatif dan progresif. Fransiskus, dengan bantuan Prevost di Kantor Pemeriksaan Uskup, telah memulai proyek selama 12 tahun untuk mengendalikan kecenderungan tradisionalis di AS.
(ros)