Logo Bloomberg Technoz

Bagi Beijing, dengan beragam alternatif pasokan dan strategi diversifikasi impor, kesepakatan ini tidak terlalu mendesak.

Namun, tekanan ekonomi di kedua pihak mendorong peluang kompromi lebih dekat. Rusia dibayangi sanksi berat dari barat, sementara tantangan industri dan perdagangan dalam dalam negeri China membuat opsi gas murah semakin menggoda.

Dalam kunjungan ini, Beijing diperkirakan siap melunak dari kebuntuan sebelumnya dengan membuka peluang negosiasi harga jual yang lebih tinggi dibandingkan penawaran sebelumnya, menurut sumber yang mengetahui pembahasan pemerintah.

China kini mengincar tarif antara harga gas domestik Rusia dan harga gas yang dibayarkan melalui pipa Power of Siberia pertama, yang mulai mengalirkan gas sejak 2019, kata sumber tersebut. Mereka meminta identitasnya dirahasiakan karena diskusi ini bersifat tertutup.

Meski begitu, masih ada poin perbedaan. China disebut akan mendorong jalur langsung, menghindari rute melalui Mongolia.

Power of Siberia pertama menghubungkan kedua negara secara langsung, namun untuk proyek kedua sempat dipertimbangkan beberapa rute alternatif.

Jika terealisasi, Power of Siberia 2 akan memungkinkan Rusia mengekspor tambahan 50 miliar meter kubik gas per tahun, serta membantu China menggantikan impor gas alam cair (LNG) yang lebih mahal.

Sebagai perbandingan, Rusia menargetkan ekspor 38 miliar meter kubik gas pipa ke China tahun ini, seiring pipa Power of Siberia pertama mencapai kapasitas desain.

Meski begitu, pembicaraan proyek ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Beijing masih menahan diri untuk menyepakati perjanjian awal, sementara Moskow berulang kali mengklaim kesepakatan sudah dekat.

Beberapa sumber menyebutkan, kesepakatan resmi belum diharapkan akan ditandatangani selama kunjungan ini.

Satu faktor yang belum pasti dalam pembicaraan adalah upaya AS untuk menjajaki kontak lebih dekat dengan Rusia terkait gas, termasuk potensi kolaborasi dengan raksasa energi Gazprom PJSC.

Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar.

Penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov mengatakan pada Selasa bahwa isu ekonomi dan energi, termasuk proyek pipa gas, akan dibahas, namun tidak merinci lebih lanjut. 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga belum merespons permintaan komentar. Gazprom pun tidak menjawab pertanyaan yang dikirimkan melalui email.

(bbn)

No more pages