Bloomberg Technoz, Jakarta - Kenaikan harga batu bara acuan global dalam tiga hari beruntun berhasil mengatrol performa saham-saham batu bara yang tercatat di pasar modal Indonesia. Kemarin, harga saham PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID) melesat 12% ke posisi Rp520/saham.
Saham-saham energi, yang menjadi perhimpunan saham batu bara, juga mencatat kenaikan 1,35%, hingga menjadi salah satu yang paling tinggi penguatannya pada perdagangan kemarin. Bersaing dengan saham-saham barang baku dengan kenaikan 3,18%.

Adapun pada perdagangan Rabu (7/5/2025), saham batu bara mengalami tren kenaikan mengekor harga batu bara acuan global yang melesat. Laju kenaikan harga batu bara dunia didorong oleh technical rebound.
Harga batu bara memang sudah jatuh amat dalam. Sepanjang 2025 (year-to-date), harga masih tertekan 20,64%. Selama setahun harga terpeleset mencapai 32,2%.
Jadi, ruang kenaikan harga masih sangat besar, Harga batu bara sudah begitu 'murah' sehingga akan menarik bagi pelaku pasar.
Pengaruh kenaikan harga gas alam, turut andil dalam tren rebound–nya harga batu bara. Sebab saat harga gas alam makin tinggi, maka akan ada upaya untuk mencari sumber energi utama alternatif dan batu bara adalah salah satu opsinya.
Sepanjang pekan lalu, harga gas di pasar TTF (Belanda) mencatat penguatan 0,59%. Dalam periode yang sama, harga gas di Inggris lebih mahal 2,77%.
Kenaikan harga gas disebabkan oleh penurunan tensi perang dagang AS-China. Bloomberg News mengabarkan, China membuka ruang untuk negosiasi dagang dengan Amerika Serikat.
Berikut laju saham batu bara pada perdagangan Rabu (7/5/2025) siang:
- PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) menguat 23,5% ke posisi Rp63
- PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) menguat 15,9% ke posisi Rp1.310
- PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melesat 12% ke posisi Rp520
- PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) menguat 7,78% ke posisi Rp1.245
- PT Petrosea Tbk (PTRO) menguat 4,75% ke posisi Rp3.090
- PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) menguat 4,62% ke posisi Rp272
- PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) menguat 4,22% ke posisi Rp494
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat 3,61% ke posisi Rp860
- PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) menguat 3,51% ke posisi Rp1.915
- PT Indika Energy Tbk (INDY) melesat 3,01% ke posisi Rp1.545
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menguat 2,85% ke posisi Rp49.575
- PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) menguat 2,74% ke posisi Rp376
- PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menguat 2,38% ke posisi Rp860
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melesat 2,28% ke posisi Rp8.975
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melesat 2,22% ke posisi Rp2.770
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menguat 1,33% ke posisi Rp1.900
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menguat 1,08% ke posisi Rp7.000
- PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) menguat 1,04% ke posisi Rp390
- PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menguat 0,98% ke posisi Rp4.170
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat 0,45% ke posisi Rp22.375
Pasalnya, AS dan China sepakat memulai negosiasi dagang, meningkatkan optimisme ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini bisa surut.
“Pihak AS mengirimkan sejumlah pesan ke China dengan maksud untuk membuka dialog. China tengah mengkaji soal ini,” sebut keterangan Kementerian Perdagangan China.
Saat perang dagang berhasil diredam, maka arus perdagangan akan lebih semarak. Alhasil ada harapan akan pertumbuhan ekonomi lebih baik.
Masih Ada Potensi Kenaikan
Pertumbuhan ekonomi sama dengan peningkatan konsumsi energi. Ini yang kemudian mengatrol harga komoditas energi, termasuk gas dan kemudian batu bara.
Jika mencermati terhadap kacamata analisis teknikal, ada kemungkinan harga bisa naik lagi menuju US$107/ton. Bersamaan dengan optimisme pasar, maka harga batu bara bisa naik lagi menuju US$125/ton.
Resistance itu tercermin dari perspektif harian, atau time frame daily, batu bara sudah melaju di zona bullish. Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,69.
RSI di atas 50 menggambarkan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI batu bara belum jauh di atas 50 sehingga boleh dibilang masih cenderung netral.
(fad/aji)