India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebut. Namun, Islamabad membantah keras keterlibatan apa pun dan memperingatkan akan adanya aksi balasan jika India melakukan serangan militer. Amerika Serikat telah menyerukan agar kedua negara menahan diri guna menghindari konflik regional yang lebih luas.
Sebagai langkah cepat, India mengumumkan pelarangan impor seluruh barang yang berasal dari atau transit melalui Pakistan, sebagaimana disebutkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri India dalam pemberitahuan tertanggal 2 Mei.
Sanksi Balasan
Pada Sabtu, Direktorat Jenderal Perkapalan India juga mengeluarkan perintah yang melarang kapal berbendera Pakistan memasuki pelabuhan-pelabuhan India. Sementara itu, kapal berbendera India juga tidak diizinkan berlabuh di pelabuhan mana pun di Pakistan. Kebijakan ini, menurut otoritas, diambil untuk "menjamin keselamatan aset, kargo, dan infrastruktur yang terkait dengan India."
Sejak serangan di Kashmir, India telah menerapkan berbagai sanksi terhadap Pakistan. Beberapa di antaranya termasuk penangguhan Perjanjian Air Indus tahun 1960, pembatalan visa warga Pakistan yang tinggal di India, pengusiran diplomat Pakistan, serta pembatasan akses udara bagi penerbangan dari negara tersebut.
Sebagai respons, Pakistan juga memberlakukan langkah-langkah balasan seperti menghentikan seluruh perdagangan, menutup wilayah udaranya, dan mengusir diplomat India. Islamabad bahkan menegaskan bahwa setiap upaya India untuk menghentikan aliran air yang dijamin melalui perjanjian puluhan tahun tersebut akan dianggap sebagai tindakan perang.
Meski demikian, Pakistan menawarkan kerja sama dalam penyelidikan insiden, baik oleh pejabat India maupun lembaga independen, sebagai upaya menemukan fakta dan menghindari konflik lebih lanjut.
Perdagangan Terus Menurun
Hubungan dagang antara kedua negara memang terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. Data Kementerian Perdagangan India menunjukkan bahwa pada periode April 2024 hingga Januari 2025, India hanya mengimpor barang senilai US$420.000 dari Pakistan—angka yang jauh menurun dibandingkan US$2,86 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor India ke Pakistan juga mengalami penurunan signifikan, yakni dari US$1,1 miliar menjadi US$447,7 juta dalam periode yang sama.
Di tengah ketegangan yang terus meningkat, sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat, termasuk Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, terus mendorong India dan Pakistan untuk menurunkan eskalasi. Namun, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menegaskan kembali bahwa "pelaku, pendukung, dan perencana serangan harus dibawa ke pengadilan."
(bbn)































