Ketika pengguna mengaktifkan fitur lokasi di ponsel mereka, data pergerakan kendaraan dikirimkan secara real-time ke server Google. Informasi ini mencakup:
-
Kecepatan kendaraan
-
Jalur perjalanan
-
Waktu tempuh
Dengan menganalisis data dari ribuan hingga jutaan pengguna, Google mampu mengkalkulasi tingkat kepadatan jalan dan memperkirakan kecepatan rata-rata kendaraan pada suatu rute tertentu.
Semakin banyak pengguna yang berbagi data lokasi mereka, semakin akurat pula informasi lalu lintas yang diberikan Google Maps.
Privasi Pengguna: Bagaimana Google Menjaga Keamanan Data?
Meski manfaatnya besar, sebagian pengguna mungkin merasa kurang nyaman dengan ide bahwa pergerakan mereka selalu dipantau. Untuk mengatasi kekhawatiran ini, Google menawarkan opsi:
-
Mematikan fitur lokasi di pengaturan smartphone
-
Menggunakan Google Maps secara offline, meskipun akurasi prediksi lalu lintas akan berkurang
Dengan pilihan ini, pengguna tetap bisa menggunakan Google Maps tanpa harus merasa diawasi secara terus-menerus.
Sumber Data Lalu Lintas Lainnya: Waze dan Instansi Terkait
Selain data dari pengguna smartphone, Google Maps juga mengandalkan sumber informasi lain untuk meningkatkan akurasi lalu lintas, di antaranya:
-
Waze: Aplikasi navigasi berbasis komunitas yang diakuisisi Google pada tahun 2013. Pengguna Waze seringkali melaporkan kemacetan, kecelakaan, dan penutupan jalan secara manual.
Data dari instansi resmi: Google bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah untuk mendapatkan laporan kondisi jalan, proyek konstruksi, hingga perubahan lalu lintas. -
Pelaporan dari pengguna: Selain aplikasi Waze, pengguna Google Maps juga bisa memberikan laporan tentang kondisi jalan secara langsung.
Semua data ini diolah oleh algoritma canggih Google untuk menghasilkan prediksi lalu lintas yang semakin presisi.
Pembelajaran Mesin: Google Maps Semakin Cerdas

Tidak berhenti di pengumpulan data, Google Maps juga menerapkan pembelajaran mesin (machine learning) untuk memahami pola lalu lintas berdasarkan waktu dan lokasi tertentu. Misalnya:
-
Kemacetan rutin di jam pulang kantor
-
Kepadatan jalan menuju lokasi wisata saat akhir pekan
-
Jalanan yang lebih lengang pada hari libur nasional
Dengan mempelajari pola-pola ini, Google Maps tidak hanya memberi prediksi real-time, tetapi juga estimasi kondisi lalu lintas di masa depan berdasarkan data historis.
(seo)