Kemudian, sebanyak 14 analis merekomendasikan hold. Sementara, ada 11 analis yang merekomendasikan sell.
Target harga saham UNVR berdasarkan konsensus ada di Rp1.470/saham untuk 12 bulan ke depan.
Analis Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro juga mempertahankan rekomendasi sell saham UNVR.
Menurutnya, kinerja keuangan UNVR belakangan terakhir memang menguat. Namun, harga saat ini terbilang terlalu tinggi untuk kondisi riil yang tengah dialami UNVR.
"Meski kinerja keuangan [kuartal I-2025] naik, tapi pangsa pasar UNVR menurun," ujar Satria dalam riset, dikutip Senin (28/4/2024).
Pangsa pasar UNVR pada kuartal IV-2024 sebesar 34,7%. Kemudian, pangsa pasar pada kuartal I-2025 jatuh menjadi 32,8%.
Dengan kata lain, kenaikan kinerja keuangan UNVR secara kuartalan lebih karena kenaikan harga barang.
Ketatnya persaingan menjadi pemicu utama penurunan pangsa pasar UNVR. Ini tercermin dari penurunan underlying volume growth (UVG) pada kuartal I-2025 menjadi 7,8%.
Menurut Satria, target harga yang tepat untuk UNVR ada di level Rp1.300/saham.
Kinerja Keuangan UNVR
UNVR membukukan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal pertama 2025, angka ini turun 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dimana UNVR mencatatkan laba sebesar 1,4 triliun.
Meski demikian, UNVR mencatatkan lonjakan signifikan secara kuartalan dengan pertumbuhan laba sebesar 244,7% dibandingkan kuartal IV-2024.
Dari sisi penjualan, Unilever mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp9,5 triliun sepanjang Januari hingga Maret 2025. Penjualan ini masih terkoreksi 6,6% secara tahunan, tetapi menunjukkan perbaikan 21,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang dalam fase pemulihan dan konsolidasi pasca penurunan kinerja tahun lalu.
“Kami telah berupaya dalam menstabilkan harga, mengurangi stok pelanggan, dan meningkatkan profitabilitas mitra distribusi. Hal ini menjadi pondasi penting untuk mendorong pertumbuhan di masa depan,” ujarnya, Rabu (24/4/2025).
Dari sisi margin, laba sebelum pajak tercatat sebesar 16,8%, naik lebih dari 10% poin dibanding kuartal sebelumnya, meskipun masih terkoreksi secara tahunan. Marjin kotor juga membaik menjadi 48,2%.
Unilever juga melaporkan peningkatan belanja iklan dan promosi menjadi 9,2% dari total penjualan, seiring upaya memperkuat daya saing merek.
(dhf)






























